Breaking

Saturday, May 26, 2012

Saturday, May 26, 2012

Plot

Satu cerita dibangun oleh serangkaian kejadian yang bersusun dan saling terkait. Satu kejadian adakalanya diceritakan sebagai latar belakang kejadian yang lain. Plot adalah susunan kejadian-kejadian itu.

Kalau diumpamakan satu kejadian itu seperti seperti sebuah gerbong, plot adalah relnya. Satu gerbong akan menarik gerbong lainnya. Tapi, gerakan gerbong secara keseluruhan ditentukan oleh relnya.

Dalam menciptakan cerita fiksi, seorang penulis seabaiknya membangun plot terlebih dahulu. Setelah polt jadi, di atas plot itulah kejadian demi kejadian dikisahkan.

Saturday, May 19, 2012

Saturday, May 19, 2012

Karakter

Secara mudahnya, karakter adalah ciri-ciri para pemain yang dilibatkan ke dalam cerita. Tanpa ciri-ciri yang lengkap, cerita akan terasa kaku dan tidak hidup. Karena itu, daftar para pemain belum dapat disebut karakter.

Misalnya dalam satu cerita pembunuhan, di dalam cerita itu ada tokoh pembunuh dan ada tokoh yang terbunuh. Barangkali ada pula tokoh yang menjadi pembantu si pembunuh. Mungkin juga ada pula tokoh yang menjadi saksi pembunuhan. Pembunuh, korban pembunuhan, pembantu pembunuhan adalah daftar para pemain atau pemeran. Semkain komplek cerita itu, semakin banyak pemain yang ditampilkan. Dalam suatu pembunuhan mungkin ditampilkan pula orang-orang yang lari ketakutan di lokasi pembunuhan. Mungkin juga ada polisi. Lebih jauh, ada pula keluarga si terbunuh dan si pembunuh, dst. Ringkasnya, cerita pad dasarnya adalah aksi yang dilakukan oleh para pemain cerita itu, baik pemain utama yang menjadi sorotan ataupun pemain figuran yang muncul sebagai peramai suasana.

Dalam suatu cerita yang hidup, penulis tidak cukup hanya menyebutkan peran dari para pemain itu. Para pemain itu harus digambarkan karakternya. Misalnya pemain yang berperan sebagai pembunuh, laki-laki atau perempuan kah ia? masih muda atau sudah tua? Bagaimana keadaan fisiknya: gemuk, kurus, tinggi, pendek? Di sampai karakter fisik yang dapat dibayangkan secara visual, perlu pula dijelaskan karakter psikisnya, perilakunya, latar belakangnya, dll.

Sekali satukarakter telah diperkenalkan, karakter itu harus tetap sampai cerita itu berakhir. Misalnya, di dalam episode pembunuhan di lokasi, Anda sudah mengatakan bahwa si pembunuh itu seorang laki-laki yang masih muda. Ketika si pembunuh itu diceritakan di episode lain di kantor polisi, si pembunuh harus tetap sebagai laki-laki muda. Jangan, tiba-tiba ia sudah berubah menjadi perempuan tua.

Karena karakater tidak dituliskan sekali gus tapi dicicil sepanjang jalan cerita, agar tidak lupa, para penulis professional membuat semacam daftar karakter setiap pemain. Ia boleh menambahkan karakter-karakter setiap pemain dengan leluasa, tapi ia harus hati-hati kalau mengurangi atau mengubahnya. Kalau ia mengurangi atau mengubah, maka seluruh penjelasan yang telah dibuat sebelumnya di dalam cerita  mesti diubah.


Friday, May 18, 2012

Friday, May 18, 2012

Setting

Setting adalah salah satu diantara lima elemen cerita. Bersama-sama dengan plot, karakter, tema, dan style, setting menjadi sebuah elemen yang membangun satu cerita secara keseluruhan.

Cerita yang saya maksud termasuk cerita fiksi ataupun non-fiksi. Bedanya hanya terletak apakah cerita itu ril ada atau cerita itu bercampur antara yang ril dan yang imajiner.

Kalau plot mengandung istilah pengantar, rising up, climaks, rising down, serta resolusi, maka setting mengandung istilah setting ruang dan setting waktu. Di dalam setting itu seluruh karakter, baik protagonis dan antagonis akan beraksi, berkelahi, berdialog, dll.

Bayangkan setting itu adalah tata panggung. Sebuah panggung yang dilengkapi dengan back-drop lukisan raksasa sebuah kota yang sibuk yang terlihat dari jendela kaca. Kota yang terlihat itu terdiri dari deretan gedung pencakar langit, kendaraan yang sedang macet, lalu lintas manusia. Di panggung sendiri ada tempat tidur, kursi sofa, dan meja belajar yang tua. Seluruh perkakas yang ada di panggung adalah perkakas sebuah kamar hotel murahan dan kuno.Dari keseluruhan terlihatlah bahwa setting yang dirancang itu sebuha kamar hotel murah dan kuno yang terletak di tengah kota metropolitan yang megah dan ramai.

Setting pun harus menggambarkan waktu dan zaman. Apakah waktunya siang hari atau malam hari. KAlau malam, tentu ada cahaya lampu. Kalau siang, ada cahaya matahari. Zaman pun harus tergambar dari setting. Apakah setting pada tahun 1920, 2010, atau 2090.

Di dalam setting ruang dan waktu itulah, karakter akan beraksi, berlaga, atau bercakap-cakap. Dari keseluruhan setting akan tergambar budaya, geografi, suhu, dsb.

Karena cerita akan bergerak mengikuti plot, setting ibarat gerbong, plot ibarat rel, sedangkan karakter adalah penumpang kereta api yang berada dalam gerbong.


Ada beberapa kaidah dasar dalam menulis setting. Saya akan sebutkan beberapa saja.

1. Detail.
Setting mesti detail. Jangan malas menulis detail. Gunakan berbagai strategi: simile, metafora,personafikasi

2. Gunakan deskripsi penginderaan.
Satu penginderaan terlalu kering. Gunakan lebih dari dua.Misalanya 3 atau 4.

3. Gunakan eksposisi intelektual. Untuk hal-hal yang tak mungkin dideskripsikan secara visual, gunakan pendekatan eksposisi ilmiah. Eksposisi ini bisa eksposisi dari sudut fisika, kimia, biologi, asstronomi, ekonomi, sosiologi, psikologi, kedokteran, sastra, bahasa, dll.

4. Ambil yang penting.
Lupakan hal yang tak penting atau yang sudah diketahui banayk orang. Jangan tulisakan semuanya. Masih perlukan anda menuliskan warna daun, warna langit, dll?  Rasanya, itu tak terlalu penting. Anak kecil juga ttahu kalau daun warnanya hijua. Tapi kalau daunnya berwarna aneh, perlu dimasukkan dalam setting..

5. Show not tell.
Show artinya tunjukkan apa yang nampak sebelum menjelaskan. Kata "air matanya menetes" lebih show dibanding "ia menangis".

Dari pengalaman para penulis fiksi, setting cerita diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya:

1. Pengalaman sendiri ketika mengunjungi suatu tempat
Pengalaman sendiri merupakan sumber yang paling utama. Seluruh aspek emosional telah terpaut dalam pengalaman itu sehingga dengan mudah pengalaman berubah menjadi setting yang apik. Tidak ada seorang penulis pun yang sudah  mengunjungi semua tempat yang ada di dunia ini.

2. Mendengar pengalaman yang dituturkan atau ditulis orang lain.
Pengalaman orang lain pun tak kalah serunya. Jangan sia-sakan kesempatan bertemu dengan orang-orang yang sudah pernah ke suatu tempat. Dengarkan cerita mereka. Baca buku cerita mereka.

3. Menelaah berbagai informasi tentang suatu tempat memalui "Google"
Mesin Google menyediakan banyak informasi yang tersedia di dunia maya, baik itu dokumen, foto, atau video. Berbagai informasi dengan mudah didapatkan. Anda tak repot-repot terbang ke ruang angkasa kalau hanya untuk menulis setting ruang angkasa. Klik Google tentang ruang angkasa. Anda dapat menemukan berbagai foto, video, atau penjelasan tentang ruang angkasa.

4. Hasil imajinasi
Menariknya menulis fiksi adalah karena Anda dapat menulis setting imajiner. Termasuk dalam hasil imajinasi ini adalah hasil pengalaman yang diperkaya dengan berbagai informasi lain, atau penggabungan berbagai informasi dan pengalaman ke dalam satu setting.

Thursday, May 17, 2012

Thursday, May 17, 2012

Elemen Cerita

Cerita, yang dalam bahasa Inggris dinamakan story,  adalah karangan yang menuturkan peristiwa atau kejadian dalam satu susunan tertentu untuk satu maksud tertentu. Yang dituturkan oleh sang pengarang di dalam suatu cerita bisa kejadian atau peristiwa sebenarnya (benar-benar terjadi) atau kejadian atau peristiwa rekaan pengarangnya saja. Yang pertama di sebut true story sedangkan yang kedua disebut fiksi. Kedua jenis itu dibagi lagi menjadi bebagai genre yang beraneka ragam dengan karakterisktiknya masing-masing.

Cerita yang di dalamnya tercampur peristiwa yang sebenarnya dan peristiwa rekaan, ada yang mengelompokkannya sebagai fiksi dan ada pula yang memasukkanya ke dalam kelompok tersendiri yang dinamakan faksi. Faksi adalah true story yang diberi bumbu-bumbu rekaan pengarang (based on true story).Walaupun ada unsur kejadian yang sebebenarnya, unsur rekaan yang ditambahkan menjatuhkannya ke dalam fiksi. Saya memilih untuk memasukkan faksi ke dalam fiksi.

Kedua kelompok cerita tersebut, baik true story atau fiksi, mengandung beberapa elemen pokok. Biasanya, elemen pokok cerita itu disusun dalam satu formula yang mengandung 5 kata tanya dalam bahasa Inggris: who, what, where, when, why, how

Who did what where and when, why and how.

Artinya, suatu cerita harus mengandung informasi tentang:

1. Kejadian itu sendiri (what)
2. Pelaku  (who)
3. Ruang (where) dan Waktu (when)
4. Alasan (why) dan cara (how)

Sebenarnya,  poin 1 dan 2 saja sudah merupakan elemen cerita yang lengkap. Namun, dengan menambahkan poin 3 dan 4 suatu cerita akan semakin lengkap.

Ucup memukul Udin.

Satu kalimat di atas sudah merupakan sebuah cerita yang lengkap. Cerita itu sudah mengandung poin 1 dan 2. Kejadiannya adalah sebuah pemukulan.Pelakunya adalah Ucup dan Udin. Ucup yang memukul sedangkan Udin yang dipukul. 

Bila ditambahakan poin 3, cerita kan semakin lengkap.

Ucup memukul Udin di halaman sekolah tadi pagi.

Tempat kejadian adalah di halaman sekolah. Waktunya tadi pagi. 

Tapi, kalau pengarang cerita itu mau, cerita itu dapat dilengkapi lagi dengan menambahkan keterangan berupa alasan dan cara Ucup memukul Udin.

Ucup memukul Udin di halaman sekolah tadi pagi. Ucup sangat marah karena ia merasa telah dipermalukan oleh Udin. Ucup mendekati Udin dan  langsung memegang  kerah baju Udin dengan tangan kirinya. Dengan sekuat tenaga, ia kemudian mengepalkan tinju kanan dan mengayungkannya hingga tinju itu bersarang tepat di perut Udin. Udin melenguh "Aduh!" sambil membungkukkan badan dan memegang perut yang kena pukulan Ucup tadi.

Bila pengarang berkenan lagi, karakter Udin dan Ucup dapat ditambahkan. Seperti apa penampilan Ucup dan Udin. Sifat-sifat Ucup dan Udin dapat pula disisipkan. Selain itu dapat pula ditambahkan setting ruang halaman sekolah tempat kejadian dan setting waktu kejadian. Penambahan-penambahan itu akan menjadikan cerita semakin hidup karena pembaca dapat menghayatinya secara sempurna. Di sinilah peran sastra mengolah suatu cerita menjadi semakin hidup.

Agar cerita itu dapat dipahami dan dihayati oleh pembaca secara hidup, tidak cukup satu kejadian yang diceritakan. Pengarang perlu menceritakan kejadian-kejadian lain yang terjadi sebelum dan sesudah kejadian itu. Sebagai tambahan, pengarang perlu pula menjelaskan hubungan logis semua kejadian-kejadian itu. Semua pelaku, baik yang terlibat secara penuh ataupun secara sambil lalu, harus diceritakan karakteristiknya. Dimana dan kapan setiap kejadian itu terjadi mesti digambarkan secara rinci.

Untuk menyusun semuanya itu, dalam sastra dikenal beberapa istilah.

Plot
Karakter
Setting
Style
Tema

Plot adalah runtutana semua kejadian, yaitu bagaimana kejadian-kejadian itu tersusun secara kronologis. Suatu kejadian yang mendahului itu mungkin menjadi sebab bagi kejadian yang di belakangnya.

Karakter adalah ciri-ciri para pelaku cerita, baik ciri fisiknya ataupun tingkah lakunya. Ada pelaku utama yang karakterisktiknya disorot habis-habisan dan ada pelaku tambahan yang muncul secara sambil lalu. Ada karakter protagonis, yang diajadikan figur pahlawan, dan ada yang antagonis, pembangkang.

Setting adalah adalah tata ruang tempat kejadian berlangsung dan tata waktu. Setting mengungkapkan objek dan keadaanya di lokasi ke jadian.

Style adalah teknik atau strategi pengarang dalam memanfaatkan unsur-unsur bahasa dalam bercerita.Termasuk dalam style adalah pemilihan kata (diksi), majaz (tropes), skema (scheme) dan modus (mode). Pengorganisasian pesan serta pemilihan sudut pandang (point of view) juga bagian dari style.

Tema adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang dalam cerita itu.

Wednesday, May 16, 2012

Wednesday, May 16, 2012

Pelabelan Blog

Rencana saya, seluruh post yang saya masukkan dalam blog ini akan dibagi dalam berbagai label (tag) untuk memisahkan konten satu tulisan dengan tulisan lain. Satu post bisa jadi mengandung konten campuran sehingga pelabelan menjadi bertumpang tindih. Tapi, untuk mudahnya, pelabelan akan mengacu kepada konten mayoritas.

Beberapa label (tag) yang sudah saya bayangkan adalah:


1. Entrepreneurship
Post ini berisi segala hal yang berkaitan dengan pembangunan usaha bisnis: bagaimana membangun dan merintis suatu usaha baru dalam, baik kaidah, langkah, ataupun persoalan-persoalannya. Kajian bisa ringkas, praktis, atau bahkan ilmiah. Ide yang diposting disini bisa saja diambil dari pberbagai pemikiran para entrepreneur kelas dunia.

2. Leadership
Post ini berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan bagaimana memimpin, baik memimpin diri sendiri ataupun memimpin orang lain. Memimpin diri sendiri artinya mengubah mindset, menata pikiran, menata emosi, mengatur waktu diri sendiri. Memimpin orang lain artinya memotivasi, mendidik, mengarahkan, serta megubah jalan hidup orang lain, baik secara orang perorang atau secara komunal.

3. Learnership
Posting ini berisi segala hal tentang aktifitas pikiran dalam mengenali, menyerap , dan mengolah informasi. Tercakup di dalam label ini semua teknik berpikir kritis, kreatif dan inovatif, teknik membaca, teknik menulis, teknik menghafal, teknik menyimak, dan teknik mencatat.

4. Manajemen
Posting dengan label ini berisi segala hal tentang penerapan teori dan teknik manajemen  moderen yang terkenal dengan empat kuandran menajemen: planning, organizing, leading, dan controlling. Secara divisional, manajemen dapat dibagi menjadi menajemen operasi, produksi, proyek, pemasaran, sumberdaya manusia, teknologi, dan keuangan.

5. Teknologi
Posting ini berisi tentang sains dan teknologi serta kaidah-kaidah dasarnya. Kajian teknologi meliputi seluruh cabang engineering dan sains yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari teknologi.

6. Fiksi
Posting ini berisi renungan, imajinasi, fantasi, dan perasaan yang tertuang dalam bentuk cerita, baikti itu cerita pendek, novel, roman, atupun puisi.

7. Tasawuf (Spiritualisme)
Posting ini berisi tentang segala hal tentang Tuhan. Tercakup di dalamnya segala renungan dan kontemplasi tentang hal yang dikaitkan dengan Tuhan dan kehendak-kehendak Tuhan.

8. Humaniora (Kemanusiaan dan Kemasyarakatan):
Posting ini berisi tentang manusia dan kemanusiaan, masyarakat dan kemasyarakatan. Tercakup di dalamnya tentang perilaku, idiologi, budaya, pendidikan, politik, hukum, pertahanan, perlawanan, peperangan, kerjasama, keamanan.

9. Ekonomi
Posting ini berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan uang, moneter, investasi, industri, perdagangan, energi, dll.

10. Biografi
Posting ini berisi biografi orang-orang terkenal, tokoh, atau yatau dikenal.
ang ditikohkan.

11. Memoar (Autobografi): berisi tentang memoar hidup saya sendiri.

12. Travel
Post ini  bercerita tentang tempat yang pernah dikunjungi dan berbagai peristiwa dan kenangan yang berkaitan dengan tempat itu.

13. Resensi
Post dengan label ini berisi ulasan dan analisa tentang buku, foto, video, pentas, gallery, atau film.

14. Kepenulisan (Writership)
Post ini berisi segala hal tentang bagaimana suatu susunan bahasa tertulis dengan seluruh gayanya disusun orang untuk menyampaikan pikiran, informasi, pengetahuan, ataupun khayalan. Seluruh gaya yang dimaksud termasuk adalah jurnalistik, saintifik, akademis, bisnis, ataupun fiktif.