Breaking

Wednesday, August 11, 2010

Marhaban Ramadhan


Marhaban Ramadhan! Barangkali itulah salah satu ekspresi kegembiraan kita memasuki bulan Ramadhan. Kita yang memasukinya, namun kita yang mengucapkan selamat datang kepadanya. Kita lakukan itu karena kita meniru Rasulullah SAW, yang juga mengucapkan selamat datang kepada bulan Ramadhan sebagai ekspresi kegembiraan beliau terhadap datangnya bulan yang penuh berkah ini. Kita bisa memasukinya, karena ia memang telah mendatangi kita. Allah SWT mendatangkan Ramadhan kepada kita. Kita pun gembira. Kegembiraan itu, insyaallah, datang dari letupan iman yang ada di kalbu kita masing-masing.
  
Bagaimana kita tak akan gembira. Bahkan selayaknya kita juga malu. Coba bayangkan. Seorang manusia semacam kita, yang mungkin tak layak menemui Allah SWT, namun pada bulan ini kita akan diperlakukan sebagai tamuNya: tamu yang sangat dirinduiNya. Dia akan menjamu kita dengan berbagai hidangan. Dia menawarkan sejumlah pelayanan kepada kita. Subhanallah, seorang yang penuh dosa dengan Tuhan, durhaka padaNya, selalu terbirit-birit menjalankan perintahNya, selalu mencari justifikasi untuk melanggar laranganNya, tiba-tiba pada bulan ini dipandang sebagai tamu yang dimuliakan. Kalau ada yang tidak gembira, sungguh ia telah keluar dari hidayah yang benar.

 Kalau begitu, saya kira, yang tepat kita lakukan sekarang adalah mempersiapkan diri dengan sesungguhnya menjadi tamu Tuhan di bulan yang penuh kemuliaan ini, mencoba sekuat tenaga beradab denganNya, berperilaku sebagaimana layaknya seorang tamu kerhormatan. Janganlah hendaknya kita mencemari kemuliaan bulan ini dengan masih menabur prasangka buruk dengan Tuhan. Janganlah hendaknya kita mengisi bulan ini dengan aktifitas yang tidak mendekatkan diri kita kepada Tuhan, lebih lebih lagi janganlah kita melakukan perbuatan yang mengundang kebencian Tuhan, lebih-lebih lagi kemurkaanNya. Na'uzubillah min zalik.

 Sekedar ingatan untuk diri saya dan keluarga, juga untuk kawan-kawan seperjuangan, Rasulullah telah mencontohkan pada kita sejumlah program yang layak kita hidupkan di bulan yang mulia ini. Yang pertama adalah program puasa itu sendiri. Ramadhan adalah bulan puasa. Puasa itu wajib. Tapi, puasa di bulan Ramadhan tidak hanya sebuah kewajiban. Puasa itu sendiri adalah sebuah program perbaikan diri yang sangat bertuah. Puasa adalah program pengendalian nafsu dalam arti yang sesungguhnya. Secara lahiriah, kita diminta menahan makan, minum dan seks di siang hari. Namun, secara bathiniah, sesungguhnya puasa menawarkan pengendalian nafsu yang rendah, liar, dan hewaniah menuju nafsu yang tinggi, jinak, dan manusiawi. Puasa membawa pelakunya, yaitu kita sendiri, meninggalkan kehewanan kita menuju kemanusiaan yang bermartabat. Indah bukan?

 Program kedua di bulan Ramadhan adalah meneyempurnakan shalat. Shalat wajib yang , mungkin, biasanya dilakukan sendiri-sendiri dan telat, sekarang dipicu dilakukan berjamaah dan di awal waktu. Berjamaahnya shalat ini tidak harus menunggu 40 orang. Dua orang saja sudah cukup. Lebih bagus lagi kalau shalat wajib itu dapat dilakukan di masjid. Dengan demikian, berjamaahnya akan memberi manfaat dalam segala dimensi: ritual dan sosial.

 Selain shalat wajib itu, di bulan ini, kita dapat lengkap-lengkapkan pula shalat rawatibnya. Selain shalat rawatib, kita cukup-cukupkan pula tahajjudnya sebelum kita mekasanakan makan sahur. Peluang bangun untuk makan sahur, jangan hanya dipakai untuk makan, minum dan chatting saja. Shalat tahajjud lengkap dengan wirid-wiridnya tentu tak boleh dilewatkan. Yang juga tak boleh kita lalai-lalaikan sudah barang tentu adalah shalat taraweh. Kita hanya diberi peluang setahun sekali yaitu di bulan Ramadhan. Tak dapat berjamaah, taraweh dapat dilakukan sendiri-sendiri.

 Program ketiga di bulan Ramadhan adalah membaca AlQuran dan mengkhatamkannya. Karena kesibukan sehari-hari, banyak juga barangkali sebagian kita yang tidak sempat mengkhatamkan AlQuran di luar Ramadhan. Nah, di bulan ini kita dipicu untuk mengkhatamkan. Ingat, hanya 30 juz. Kalau kita pikir-pikir, AlQuran itu tidaklah terlalu tebal. Imam Syafei mengkatamkan AlQuran sebanayak 60 kali selama Ramadhan. Artinya beliau mampu mengkhatamkan AlQuran 2 kali sehari. Saya sendiri lebih sering tidak khatam daripada khatam sekalipun dalam sebulan Ramadhan itu. Ini sungguh keterlaluan. Jangan ditiru. Saya harus meniru kawan-kawan yang selalu mengkhatamkan AlQuran di bulan Ramadhan atau barangkali di setiap bulan.

 Sebenarnya, kalaulah kita mau menyisihkan waktu membaca 2 lembar (4 halaman) setiap habis shalat fardhu, berarti kita akan membaca 10 lembar (20 halaman) dalam sehari semalam. Satu juz AlQuran itu hanya terdiri dari 10 lembar saja. Artinya, dengan cara itu kita telah membaca satu juz. Kalau itu kita lakukan dengan istiqomah selama 30 hari, berarti kita akan khatamkan bacaan Alquran yang hanya terdiri dari 30 juz selama sebulan Ramadhan.

 Selain membaca AlQuran secara berurutan seperti dijelaskan di atas, mengulang-ulang hafalan sudah barang tentu tak boleh dilewatkan. Mungkin banyak juga diantara kita yang pernah direzkikan menghafal beberapa ayat favorit. Barangkali ada juga sebagian kita yang sempat menghafal beberapa jauz atau bahkan 30 juz. Karena kesibukan sehari-hari, hafalan itu hilang begitu saja. Bahkan terasa setengah mati untuk mencoba mnegingatnya lagi. Akibatnya, ayat yang dibaca setiap shalat adalah ayat-ayat yang sama dan itu-itu saja. Nah, Kawan. Mari kita sama-sama mengulangi kembali hafalan AlQuran kita di bulan mulia ini. Insyaalah yang sudah hilang, akan datang kembali. Siapa tahu, di bulan ini kita dapat tambahkan lagi hafalan walaupun beberapa ayat.

 Ramadhan secara khusus memang disebutkan Rasulullah sebagai "Syahrul Quran". Artinya, kita tak cukup kalau hanya membaca AlQuran saja. Kita juga diminta menelaah isinya. Program ini sebaiknya dilakukan dengan bantuan guru. Tak semua orang diberi kemampuan memahami isi AlQuran secara rinci. Lebih-lebih lagi, tak semua orang mampu mengintegrasikan AlQuran dan Sunnah Nabi dengan bantuan disiplin ilmu lain seperti Nahwu, Sharaf, dan Balaghah. Program ini bisa kita lakukan dengan membaca buku tentang Islam atau mendengarkan ceramah-ceramah yang banyak diadakan di bulan ini. Kajian AlQuran artinya kajian Islam itu sendiri.

 Apa lagi ya? Oh ya, bulan ini adalah bulan sedekah. Nyok bareng-bareng kita bersedekah setiap hari. Jangan biarkan satu haripun berlalu tanpa infaq dan sedekah. Yang masih terhutang zakat malnya, bulan ini adalah bulan pelunasannya. Zakat mal itu memang tak mesti dibayar sekali setahun. Kalau ada peluang, kita boleh membayarnya secara bulanan atau dicicil. Bahkan ada yang menjadikan zakat malnya sebagai tabung taqwa. Walaupun dicicil, manfaatkan Ramadhan sebagai bulan pelunasannya, sehingga di bulan Ramadhan kita tunaikan kewajiban zakat setahun.

 Salamat menunaikan semua program-program itu. Mari kita saling mendo'akan semoga pelaksanaan program Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun yang lalu. Marhaban ya Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin.

 Wallahu a'lam
 Bagaimana pendapat Anda?

  • Apri Marlinaldinho, Arini Sustyawati Dewi, Nurhayati Fadjarudin and 6 others like this.
  • Ema Manita Kuraesin Aamiin. Insyaallah, saling do'a mendo'akan. Ma'af lahir bathin !
    August 11 at 11:48am via Facebook Mobile · Like ·
  • Endy Wardimansyah Smga di rezkikan dgn keberkatan Sohibuzaman...Ampun Maaf Lahir dn Bathin..
    August 11 at 12:11pm · Like ·
  • Ersis Warmansyah Abbas Makasih ... Marhaban ya Ramandhan
    August 11 at 12:57pm · Like ·
  • Humaira 'Ira' Rasyid subhanalah....nice! mkch pak Jufran notesnya, hmmmm brtambah ilmu Ira!?!
    August 11 at 2:04pm · Like ·
  • Mang Edhok Disatu pihak kita jadi tamunya Allah tapi dilain pihak kita jadi tuan rumah yang menyambut datangnya tamu bulan suci ramadhan. Marhaban ya ramadhan.
    August 11 at 3:06pm · Like ·
  • Khalid Akbar very nice, maaf lahir batin jg Ust
    August 11 at 3:45pm · Like ·
  • Erryk Kusbandhono note ini merupakan penyempurna dari note yg saya tulis 'menyongsong jamuan ramadhan'. Trim's atas note yg indah ini, pak..
    August 11 at 6:39pm via Facebook Mobile · Like ·
  • Enengghelichthea Cwaynkcpazh Marhaban y ramadhan...apa kbr p jufran lama jg tak sua via notes ya...
    August 11 at 11:30pm via Facebook Mobile · Like ·
  • Erry Damajanti alhamdulillah..jadi banyak diingatkan kembali. terima kasih pak..mhn maaf lahir bathin ya pak
    August 12 at 5:41am · Like ·
  • Nurhayati Fadjarudin tak hanya mengingatkan ... tapi menasehati ... moga jadi ladang pahala ... maaf lahir bathin
    August 12 at 5:58am · Like ·
  • Endah Kurniadarmi Alahmdulillah... di awal Ramadhan.. saya mendapatkan penyejuk seperti ini.. terima kasih kang Jufran... Insya Allah siap melakukan hal yang lebih baik... Allohumma Amiin...
    August 12 at 8:55am · Like ·
  • Jufran Helmi
    @ for All (Bu Ema, Endy, Pak Ersis, Ira, Mang Edhok, Khalid, Erryk, Eneng, Bu Nung, Endah) : nampaknya semua sepakat untuk bersama-sama mengisi Ramadhan dengan sebaik-baik. Tolong ingatkan saya, kalau justru saya yang lalai.
    August 12 at 10:23am · Like ·
  • Suparmana Hs Sebelum perintah shiyam pd ayat 183-187, Allah menyinggung masalah washiyat, dan mewanti-wanti jangan khianati washiyat. Setelah menjelaskan shiyam, pada ayat 188 Allah berfirman tentang masalah harta lagi: Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dg cara yang batil..... Nampaknya, efek puasa yg paling dominan seharusnya adalah : Bertaqwa dalam mencari harta/rizqi, karena darinya kita mendapatkan energi untuk segala kegiatan hidup kita. Wallaahu a'lam. Terima kasih kang Jufran.....tulisanya mennyentuh...
    August 12 at 10:38pm · Like ·

  • Jufran Helmi
    @Ust Suparmana. Terimakasih Ust Infonya. Kapan ya kita bisa jumpa?
    August 17 at 9:03pm · Like ·


    Pasted from <http://www.facebook.com/?sk=2347471856>



No comments:

Post a Comment