Breaking

Friday, January 8, 2010

Generasi muda yang sedang malas


Malas. Saya hari ini benar-benar malas mikir. Hasilnya, malas menulis. Ini gara-gara libur kelamaan. Kerjaan menumpuk. Melihatnya saja, malas. Cuti yang terlalu panjang ternyata tidak enak dalam artian sesungguhnya. Otak seperti dihentikan bekerja dan kemudian harus dipaksa kembali berjalan dengan cepat. Seperti mobil yang dipaksa ngebut di jalan tol Simatupang setelah istirahat seminggu. Rasanya satu demi satu sel neuron otak kendur bautnya.
 Tentang generasi muda? Hari ini judulnya generasi muda. Sala malas menulis tentang generasi muda. Bagaimana kalau generasi tua saja? Ei, malas juga. Ah, generasi muda saja.Tidak apa. Jalanin aja.
 Notes dari guru saya sore ini benar-benar menyentil. Teras sakit di kuping, panas di dada, gatal di punggung. Katanya, "Menulis tidak mood, alias malas. Si Raja Alasan, si Ratu Berkilah." Ya Allah, alangkah malunya. (Eh, diam-diam masih punya rasa malu nampaknya, walaupun malas).
 Ini masih malas, belum bangkit gairah. Walaupun dalam keadaan malas, saya coba juga deh menulis. Macet ...., macet..., dan macet lagi.
 Tidak ada hal yang penting yang akan saya tulis. Saya pasti tidak akan menulis tentang ekonomi, politik, fisika, astronomi, apalagi filsafat. Namanya juga lagi malas. Saya hanya mau buktikan apakah menulis bisa dilakukan dalam keadaan "malas menulis". Anda pasti akan malas membacanya, bukan? Lho wong, saya saja menulisnya malas. Begitu aja kok repot.
 Eh, menulis dalam keadaan sibuk, sudah saya buktikan. Menulis dalam keadaan emosi, sudah juga. Menulis sedang kepepet apalagi. Tesis saya dulu, saya kerjakan dalam keadaan kepepet. Sebulan selesai. Dosen bingung. (Buka rahasia).
 Mengapa mesti saya coba menulis dalam malas?
 Soalnya begini. Dulu saya pernah bertanya pada seorang kawan "Mengapa hari ini Anda tidak menulis? Ngakunya mau jadi penulis?" Dia jawab seenaknya, "Saya sedang malas menulis. Pikiran sedang kacau dan buntu." Saya menuduhnya, "Ah alasan aja. Siapa bilang menulis tidak bisa dalam keadaan malas?" Aduh, sombong sekali saya ,ya?
 Sekarang, saya jadi malu hati sendiri. Hampir-hampir saja saya hari ini tidak menulis dan akan melemparkan alasan, "Saya sedang malas." Dalam istilah kerennya, "Saya sedang tidak mood." Atau yang lebih keren lagi, " Saya sedang mencari inspirasi." Ciileh.
 Aduh malasnya… (menguap). Apa ya? Susah sekali menemukan ide apa yang akan hendak ditulis dalam malas begini. Sudah sepanjang ini, masih bingung? Hari sudah sore lagi. Istri sudah menunggu. Jam seperti tidak maju-maju. Dari tadi, baru segini.
 Oh ya, saya rencana mau menulis tentang generasi muda. Saya belum ketemu judulnya. Generasi muda yang malas. Lho, saya kan generasi muda. Siapa bilang saya sudah tua? Saya masih merasa muda. Jadi, saya mau cerita tentang diri saya. Ya, sudahlah. Tulisan ini saya beri judul "Generasi muda yang malas menulis."
 Kemarin kawan saya seperti marah-marah dalam tulisannya tentang pemalsuan sejarah bangsa Indonesia oleh penulis barat. Saya malah bertanya, "Mengapa kita tak tulis sendiri sejarah kita? Mengapa kita baca tulisan orang lain, padahal palsu?" Kalau generasi mudanya bergaya seperti saya sekarang ini, mau nulis malas, mau mikir malas, mau kerja saja malas, bahkan mau malas saja juga malas, jangan kita pernah menyalahkan orang lain. Wajarlah kalau sejarah kita ditulis seenaknya oleh orang-orang itu.
 Saya tidak tahu apakah tulisan ini bisa diselesaikan atau tidak? Generasi muda artinya kumpulan orang-orang muda. Orang-orang muda artinya orang-orang yang belum dewasa atau mau dewasa. Jadi, kalau orang muda malas, jangan-jangan karena orang tuanya salah mengasuh. Orang tua banyak memanjakan. Mereka tidak diberi tantangan. Dibiar-boarkan saja. Kalau memang begiu, wajarlah kalau mereka malas dan tidak sanggup melawan kemalasan…..
 Kawan, saya minta maaf. Hanya seginilah yang dapat saya tulis dalam keadaan malas. Ya, sekedar uji coba. Seorang muda yang menulis dalam gaya malas.
 Bagaimana pendapat Anda?
 Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment