Breaking

Sunday, February 23, 2014

Darul Arqam: Aqidah dan Dakwah

Tak disangka, ternyata ada juga kawan saya yang merespons  tulisan saya tentang Obituari Dr. Riesdam Effendi, mantan tokoh Arqam yang wafat 5 Februari 2014 yang lalu, dengan satu pertanyaan serius. "Apakah semua yang ada di dalam Darul Arqam  itu buruk semuanya sehingga  orang yang keluar dikatakan telah insaf dan kembali ke jalan yang benar?"

Wah, terus  terang, pertanyaan itu menarik sekaligus sulit dijawab. Saking sulitnya, tidak mungkin saya jawab dalam satu  kata "ya" atau "tidak".  Bahkan, dengan satu kalimat pun tidak mungkin.  Saya harus membuka catatan-catatan saya tentang  organisasi yang pernah saya masuki 2002-2010 yang lalu itu agar jawaban saya tidak disalahartikan.

NOSTALGIA

Darul Arqan atau Al-Arqam atau Arqam didirikan di Malaysia tahun 1968 oleh sebuah kelompok usrah yang terdiri dari beberapa orang aktifis muda. Ashaari Muhammad, yang kemudian memimpin oragnisai ini sampai akhir hayatnya, adalah salah seorang dari mereka. Ini mungkin sudah banyak yang tahu.

Dari istilah"usrah" yang dipakai, terlihat kalau organisasi Arqam itu ada kaitan (setidak-tidaknya terinspirasi) dengan  gerakan da'wah Ikhwanul Muslimin di Mesir.  Barangkali berbeda dari gaya Ikhwanul Muslimin, pendekatan Arqam dalam berdakwah  hampir seperti Jamaah Tabligh. Dakwahnya halus, anti kekerasan. Bahkan, tidak pakai demo-demoan.

Dari segi  zikir, wirid, dan maulid, mereka menggunakan cara tarekat sufi. Tarekat yang dipilih adalah tarekat Aurad Muhammadiah, tarekat yang ada cabangnya di Malaysia dan Singapura.  Ada juga yang mengatakan di peringkat awal, Arqam juga mengamalkan tarekat Naqsabandiah karena di dalam Arqam ada tokoh Naqsabandiah yang bernama Mukhtar Ya'kub. 

Dari segi kunut dan thaharah Arqam terlihat seperti bermazhab  Syafei, tapi dari shalat jama' dan qashar mereka mirip orang-orang Syiah.

Intinya, Arqam nampak seperti  gado-gado.

Tapi, justru kegado-gadoan itu barangkali yang membuat Arqam menjadi menarik kepada publik. Jadilah Arqam sebuah fenomena sekitar tahun 70-80, dekade pertama perkembangan Arqam.



Model perkampungan Islam yang didirikan Arqam di Sungai Penchala barangkali jarang ditemukan di dunia ini.  Dibandingkan kebanyakan gerakan Islam yang mengambil cara-cara ceramah atau tabligh, Arqam memang beda. Arqam mengambil jalan yang khas. Pendekatan dakwahnya individu per individu. Setelah pendekatan individu sukses, barulah dilakukan pendekatan komunal dalam bentuk perkampungan dengan melibatkan hampir seluruh aspek kehidupan berjamaah. 

Masyarakat Indonesia mengenal Arqam sekitar tahun 1987 ketika Ashaari Muhammad beserta rombongannya mulai memasuki wilayah Indonesia.  Belum jelas betul wilayah mana yang dikunjunginya pertama kali. Yang jelas mulai 1987 masyarakat di Indonesia mulai memerergoki rombongan laki-laki berjubah dan beserban serta perempuan bercadar bertamu ke rumah-rumah tokoh-tokoh masyarakat.

Mereka, orang-orang Arqam, rajin menemui  kelompok mahasiswa di kampus-kampus. Wajar kalau pengikut Arqam di Indonesia pada peringkat awal kebanyakannya adalah mahasiswa.  Pada masa itu, secara kebetulan, di Indonesia sedang aktif-aktifnya gerakan masjid kampus.

Melalui berbagai program yang cocok untuk kaum intelektual muda, Arqam berhasil menarik satu dua orang dari masjid kampus itu untuk menyertai mereka. Bagi Arqam, dapat satu atau dua orang sudah memadai. Orang-orang itu kemudian dijadikan tenaga inti penggerak kegiatan Arqam yang lebih besar.  Ada orang-orang Indonesia yang mereka bawa ke Malaysia, ada juga tenaga Indonesia yang ditempatkan sebagai penggerak di sini.

Cii-ciri Al-Arqam yang paling banyak diingat masyarakat Indonesia adalah perempuannya bercadar dan rela dipoligami dan secar terang-terangan. Mereka hidup berkoloni-koloni. Kalau keluar, mereka bergerombolan dengan pakaian yang hampir seragam. Dibanding Jamaah Tabligh yang juga berjubah dan beserban, pakaian orang-orang Arqam nampak lebih rapi dan bersih.

Dalam catatan saya, Ashaari Muhammad telah mengunjungi banyak tempat di Indonesia. Di beberapa tempat yang dikujunginya itu, Ashaari berhasil membentuk kelompok  usrah kecil yang berafiliasi kepadanya.  Anggota awal usrah rata-rata mahasiswa-mahasiswa. Kemudian, usrah itu diikuti juga oleh karyawan dan ibu-ibu rumah tangga. Kelompok-kelompok inilah yang kemudian membesar.

Dalam tahap awal, Arqam merekrut para simpati. Pada tahap berikutnya, para simpati itu digiring menjadi anggota paruh waktu. Pada tahap terakhir, anggota paruh waktu digiring menjadi loyalis yang bekerja penuh waktu di dalam jamaah.

Para loyalis yang berhasil dibentuk itu akan tinggal di perkampungan Arqam. Mereka tinggal dalam satu wilayah secara bergerombolan. Perkampungan itu didirikan di wilayah-wilayah yang ada pengikutnya dalam jumlah yang memadai. Sistem perkampungan ini menurut saya memang hebat. Loyalitas pengikut-pengikut yang tinggal di perkampungan itu luar biasa.

Sampai tahun 1994, pengikut Arqam asal Indonesia sudah cukup banyak, mungkin lebih dari 500 orang.  Tercatat, telah ada cabang Arqam di Aceh, Medan, Pekan Baru, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Jogja. Walaupun di kebanyakan  tempat, mereka hanya terdiri dari dua -tiga keluarga, di beberapa  daerah seperti Medan dan Pekanbaru, telah berdiri sekolah Arqam untuk kalangan internal.

Tahun 1994, orang Indonesia terkejut ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan bahwa ajaran Arqam sebagai  ajaran sesat sejalan dengan Pemerintah Malaysia yang juga menyatakan Arqam sebagai organisasi terlarang di seluruh Malaysia.

Kalau kita melihat hanya poin-poin negatif sebagai yang disebutkan dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia  dan Majelis Fatwa Kebangsaan Malaysia itu, kita akan menggeneralisasikan kalau Arqam itu buruk semua.

Menurut saya, janganlah begitu. Kita perlu juga menengok sedikit ke dalam Arqam dan seluruh gerakannya itu. Siapa tahu kita masih melihat yang positif. Ibarat sebatang pohon yang kena benalu, mungkin tidak seluruh pohon perlu ditebang. Cukup ranting busuknya saja yang dipangkas. Rasanya kurang logis bila di dalam sebuah komposisi, yang ada hanya yang buruk semata tanpa  ada yang baiknya sama sekali. Tapi, tetap hati-hati dalam memangkas karena yang busuknya itu bukan ranting-ranting kecilnya saja. bahkan batang utamanya disinyalir pun rusak.

Salah seorang Indonesia yang pernah mengkaji sistem dakwah Arqam secara komprehensif adalahTasman Ya'kub. Elok juga kita bertanya pada Tasman. Karya tulisnya bolehlah dibaca.

Melalui disertasi doktoralnya yang berjudul Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad, Tasman Yakub bercerita tentang organisasi fenomenal yang berpusat di Malaysia itu. Tasman mengajukan disertasinya itu kepada sidang guru besar UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta,  sekitar 2006. Dosen IAIN Imam Bonjol, Padang,ini menurut  saya cukup bagus bahasannya.

Di Malaysia, saya menemukan nama lain, seorang sosiolog dari Universitas Kebangsaan Malaysia,dengan bukunya  Al-Arqam di Sebalik Tabir. Pakar yang juga dosen itu, bernama Ann Wang Seng, mengkaji Arqam secara cukup komprenhensif.  Menurut Ann Wann Seng,  gerakan Arqam adalah gerakan social engineering yang sangat efektif di Malaysia. Ann Wann Seng mencatat perubahan-perubahan mendasar yang dihasilkan oleh sistem dakwah Arqam di Malaysia hingga bisa meraup tak kurang dari 10,000 pengikut di pertengahan 80-an.

Sayangnya, baik Tasman Ya'kub di Indonesia dan Ann Wan Seng di Malaysia belum melihat secara totalitas. Mereka melihat Arqam secara sosiologis saja sebagai sebuah gerakan dakwah murni. Barangkali spesialisasi mereka hanya di sana.

Keduanya sama sekali tidak menyentuh persoalan aqidah dan syariah yang membelit Arqam. Pada hal, pengharaman Arqam di Indonesia dan Malaysia justru berpusat  pada masalah Aqidah yang dianut oleh anggota Arqam.

Sejak tahun 1980, kemajuan sistem  ekonomi gaya Arqam dan kemajuan dalam sistem pendidikannya yang pesat ternyata tidak sejalan dengan fakta tentang aqidah dan ibadah yang justru merosot.  Masalah yang mebelit Arqam ini luput dari catatan kedua pakar tersebut.

HALUAN BARU ARQAM

Haluan Arqam dari sebuah gerakan tarekat yang berorientasi dakwah di era 70-an telah berubah menjadi organisasi yang beorientasi politik di era 80-an. Sejak 80-an berkali-kali diramalkan oleh Ashaari Muhamamd kalau ia akan menduduki jabatan Perdana Menteri Malaysia sebelum kedatangan Imam Mahdi. Jabatan itu seklau diklaim sudah dekat. Konon kabarnya, ramalan itu disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada Ashaari Muhammad. Kenyataannya, sampai Ashaari Muhammad wafat, jabatan itu tak pernah didudukinya.

Bukan saja orientasi baru itu sebenarnya yang dipermaslahkana kepada Arqam, ramalan-ramalan yang mengatasnamakan Rasulullah SAW itu dipandang merupakan sebuah penistaan kepada pribadi Rasulullah yang bersifat shiddiq. Ada penistaan agama untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi.

Ashaari Muhammad, sebagai pemimpin Arqam,  telah berhasil ditempatkan di dalam sistem Arqam yang baru sebagai figur yang tidak ada duanya. Dia diklaim sebagai seorang yang telah ditunjuk Tuhan memimpin sebuah gerakan untuk mempersiapkan kedatangan penyelamat dunia, Imam Mahdi. Doktrin itu tentunya diharapkan menjadi penguat bagi perjuangannya memenuhi cita-cita politik itu.

Yang menarik, perubahan orientasi Arqam itu dimulai di tahun 1980. Sebelum tahun itu, orientasi Arqam masih dalam koridor sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya berdasrkan perbaikan akhlak. Setelah tahun 1980, politik, kekusaaan, dan kepemimpinan masuk ke dalam doktrin-doktrinnya. Bahasa-bahasa (term) agama digunakan untuk memantapkan doktrin tersebut di kalangan pengikut. 

Kalau kita bentangkan timeline perjalanan Arqam dari 1968 sampai 1994, tahun 80 merupakan sebuah milestone penting. Arqam mengalami perubahan mendasar pada tahun 1980 itu.

Pada tahun itu, 1980, Ashaari Muhammad melengkapkan istrinya menjadi 4 dengan mengawini salah seorang pengikutnya yang bernama Hatijah Am. Kecerdasan Hatijah serta kemampuannya berbicara dan menulis telah memikat Ashaari untuk memasukkannya ke dalam baris perjuangan.

Hatijah yang waktu itu mahasiswa di salah satu bidang studi sains ditugasi menuliskan ceramah-ceramah Ashaari. Sejak tahun 1980 lahirlah buku-buku karya Ashaari yang sesungguhnya adalah transkrip ceramah-ceramahnya yang dibukukan oleh Hatijah. Melalui buku-buku itu, pengaruh Ashaari semakin kuat di tengah masyarakat. Pengaruh Hatijah pun semakin kuat di mata pengikut Ashaari. Doktrin-doktrin baru Arqam pun diperkenalkan kepada pengikut

Ketika  dimulainya era dakwah Arqam ke luar negeri, Hatijah tidak pernah absen. Dia mendamping Ashaari sebagai juru tulis. 

Dua kejaian pentimg dalam kehidupan Ashaari dan Arqam pun terjadi. Tak lama setelah pernikahan Ashaari dengan  Hatijah, Ashaari menceraikan istrinya yang pertama, Hasanah. Tak lama kemudian lagi, Ashaari mengeluarkan Mukhtar Yakub dari jamaah. Padahal, di kalangan pengikut Ashaari, Mukhtar terkenal dengan kemampuannya dalam bidang aqidah dan syariah. Kepergian Mukhtar Ya'kub ditandai oleh banyak pengamat pihak sebagai permulaan hilangnya kajian ilmu di dalam Arqam. Sebagai ganti ilmu, digunakan bisikan-bisikan alam ghaib sebagai rujukan. 

Ada yang  keberatan dengan analisis saya yang seolah-olah melemparkan kesalahan kepada istri keempat Ashaari itu. Pihak yang keberatan itu bersikukuh bahwa yang bertanggung jawab terhadap seluruh kesesatan Arqam adalah Ashaari Muhammad. Hatijah hanyalah seorang pesuruh yang patuh kepada suami.

Saya tidak ingin fokus pada siapa yang harus bertanggungjawab. Karena pemimpin Arqam adalah Ashaari, jelas beliaulah yang harus bertanggungjawab. Tapi, yang menarik bagi saya, berbagai keanehan di dalam Arqam dimulai sejak tahun 1980, saat bergabungnya Hatijah.

Mungkin itu suatu kebetulan. Ya, mungkin juga. Semoga begitu.

TAKSHUB

Sejak 1980, Ashaari Muhammad berhasil menambahkan satu strategi baru perjuangannya, yaitu takshub (kultus individu). Ini sama sekali tidak disinggung oleh Tasman maupun Ann Wann Seng dalam karyanya masing-masing.

Tahun 2005, Hatijah menulis biografi suaminya itu sebagai pemimpin yang paling ajaib di dunia. Hatijah mengakui di dalam buku itu kalau takshubitu dipilih Arqam  untuk menciptakan loyalitas anak buah. Hatijah berargumentasi bahwa Nabi pun mengajarkan takshub kepada para sahabatnya. Ketaatan anak buah tidak bisa diperoleh kecuali bila anak buah tidak mengkultuskan pemimpinnya.

Dengan informasi dari buku itulah, saya curiga kalau takshub itu adalah ide dari Hatijah.Wallahu a'lam.

Ketakshuban yang diterapkan Arqam kepada Ashaari Muhammad telah melahirkan pecapaian lahiriah yang luar biasa. Dengan ketakshuban, orang-orang yang dianggaptrouble maker dapat disingkirkan dengan cepat tanpa menimbulkan guncangan yang lama pada organisasi.

Melalui program takshub versi Arqam,  Ashaari Muhammad naik setingkat demi setingkat. Kalau awalnya Ashari dipanggil Ustaz, sejak tahun 1980 sudah harus dipanggil Syekh. Gelarnya yang baru itu adalah Syeikhul Arqam.

Kemudian Ashaari Muhammad berubah menjadi Syeikh Imam. Nasab Ashaari pun kemudian diciptakan. Dipilihlah At Tamimi.

Akhirnya, gelar lengkap Ashaari sejak tahun 80-an adalah Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad AtTamimi.

Ashaari bukan saja namanya yang semakin panjang sejak 80 itu, sejumlah atribut pun ditambahkan. Atribut yang ditempelkan pada Ashaari adalah:

  1. Ghaust, penolong
  2. Sahibuzzaman, pemilik zaman
  3. Mujaddid
  4. Pemuda Bani Tamim

At Tamimi ditambahkan di belakang namanya sebagai tanda bahwa beliau adalah pemuda bani Tamim, seorang tokoh yang disebutkan di dalam hadits Nabi yang akan mendampingi Imam Mahdi. 

Ide-ide yang diceramahkan Ashaari dan kemudian dibukukan oleh Hatijah Am diyakini di Arqam sebagai pemikiran-pemikiran tajdid. Walaupun secara isi, pemikiran-pemikiran itu diambil dari buku-buku lain. Hanya kemasannya yang beda. Dengan kemasa baru itu, Ashaari pun layak menyandang predikat mujaddid.

Sebagai sahibuzzaman, Ashaari mempunyai peranan besar dalam pengaturan alam semesta di sisi Tuhan. Banyak kejadian di dunia ini, mulai dari banjir, gempa bumi, badai, perang sebenarnya Ashaarilah yang merancangnya.

Tsunami yang melanda Aceh 2004 yang menewaskan 250,000 penduduk Aceh, menurut Hatijah Am, adalah atas kehendak Ashaari. 

Peran Ashaari sebagai sahibuzzaman tidak hanya mengatur kejadian fisik. Ashaari dapat memilih orang-orang yang mana yang akan diwafatkan Allah terlebih dulu dan mana yang belakangan.

Ashaari dipandang sebagai ghaust yang akan menolong pengikutnya. Ashaari tidak hanya menolong pengikutnya di dunia. Bahkan, Ashaari diyakini akan datang mendampingi muridnya di dalam kubur menjawab pertanyaan-pertanyaan Munkar Nankir. Ketika ditanya oleh malaikat, si Murid cukup memanggil Ashaari dengan kalimat "Abuya Tolong", Ashaari akan muncul di sisi kepalanya di liang lahat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Lebih dahsyat, Ashaari akan mendampingi muridnya di hadapan pengadilan Tuhan di mahsyar seperti seorang pengacara yang mendampingi kliennya di pengadilan.

Karena begitu pentingnya kedudukan Ashaari, hampir seluruh bagian tubuh Ashaari, kecuali yang najis, adalah berkah. Banyak pngikut Arqam  yang mengoleksi jenggot, kuku, dan kulit Ashaari yang mengelupas.

Seorang kawan saya mengaku telah memakan satu kelupasan kulit bibir Ashaari yang mengering yang diserahkan Ashaari kepadanya.

Apapun yang disentuh Ashaari menjadi berkah dan obat. Air bekas Ashaari mandi akan dibotolkan dan dibagi-bagi ke seluruh murid Ashaari untuk diminum atau dicampurkan ke air mandi masing-masing. Barang-barang bekas Ashaari, bukan saja diberikan cuma-cuma, bahkan murid kadang-kadang harus menebusnya dengan harga tertentu sebagai mahar.

TAQIAH

Strategi yang lupa juga dibahas oleh Tasman Ya'kub maupun Ann Wann Seng di dalam karyanya masing-masing adalah strategi Taqiah yang diterapkan di dalam Arqam.

Arqam mengamalkan berdusta demi kebenaran, taqiah. Praktek itu telah ditunjukkan Ashaari ketika melakukan taubat 1992 di depan umum. Ternyata hanya dalam waktu 2 tahun, ia tertangkap basah kembali kepada doktrin semula.

Ketika Ashaari di bebaskan tahun 2004 dari tahanan kota, Ashaari berjanji akan meninggalkan doktrinnya, tapi terbukti hanya dalam masa 2 tahun, di tahun 2006, Ashaari tertangkap basah di Nilai, Negeri Sembilan, Malaysia, melakukan kembali ritualnya.

Saya hanya menebak kalau taubat yang dilakukan Hatijah Am dan pengikutnya yang setia di Syah Alam, Malaysia, di bulan oktober 2013 yang lalu adalah sebuah taqiah yang sama. wallau a'alam

SIAPAKAH DI BALIK PERUBAHAN ITU?

Yang menjadi pertanyaan saya, apakah perubahan dahsyat Arqam sejak tahun itu hanya sebuah kebetulan digagas oleh Ashaari Muhammad bersamaan dengan masuknya Hatijah Am? 

Kalau Ashaari telah memiliki niat itu sejak sebelumnya, mengapa baru di tahun 80 dieksekusinha?

Ehm, ehm...

Tidak seorang pun, termasuk saya, bisa menyimpulkan kalau perubahan  haluan Arqam sejak 80 itu terkait erat atau tidak dengan masuknya Hatijah Am. Sekali lagi wallahu a'lam.

Yang jelas, sejak Ashaari wafat tahun 2010, seluruh kendali kepemimpinan Arqam (dengan nama baru Global Ikhwan) telah berada di tangan Hatijah Am. Di tangan Hatijah Am, sejumlah keyakinan baru yang tidak ada di zaman Ashaari dulu telah ditambahkan. 

6 comments:

  1. kenapa waktu Abuya msh hidup kamu ngga ada komen apa2 ? Apa kerna ilmu kamu secuil, ilmu A segunung ? Jd takut kelihatan bodohnya kamu?
    Sejahat jahatnya manusia, tdk akan menikam org yg pernah menjadi gurunya. Artinya kamu ini lebih jahat dr manusia.

    ReplyDelete
  2. kentut A masih lebih mulia dr kamu jufron. Kentut A keluar dr org yg takut Tuhan, tidak pernah mencaci maki org. Kalo kamu jufron, seakan akan kamu tidak punya Tuhan, sbb mencaci maki org sudah meninggal.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Kita harus melihat dengan ilmu. Itulah sebabnya Islam sangat menekankan ilmu. Ketika ilmu kita terbatas, kita akan melihat sekedarnya saja sehingga yang kita lihat itu tidak akan nampak dengan jelas. Seorang perusak agama pun akan terlihat sebagai pejuang agama. Tapi, tatkala Tuhan beri kita ilmu dan kita bisa membedakan mana perusak agama dan pejuang agama, kita wajib mengoreksi penglihatan kita. Tidak boleh lagi seorang perusak agama harus dikatakan pejuang. Sungguh ada hikmah ketika Hatijah Am mengajarkan sesuatu yang karut secara terbuka setelah wafatnya Ashaari, sehingga pengagum Ashaari mencoba melihat kembali pokok persoalannya. Mereka tak cukup hanya melihat Hatijah Am, tapi mereka melihat jauh ke belakang, ke zaman Arqam, dalam timeline yang teliti. Semoga pengalaman saya ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.

    ReplyDelete
  5. Hallo pak jufran.
    terimakasih atas jawabannya. banyak pertanyaan2 saya yang terjawab lewat tulisan bapak.
    kalau berkenan mohon membuat tulisan tentang jundullah halilintar.
    saya bertanya2 mengenai akifah beliau, sebab keluarga beliau menjadi publik fugur dengan banyak sekali pengikut belakangan ini.

    salam sukses selalu dalam menmbegikan informasi dan ilmu. salam

    ReplyDelete
  6. Hallo pak jufran.
    terimakasih atas tulisannya. banyak pertanyaan2 saya yang terjawab lewat tulisan bapak.
    kalau berkenan mohon membuat tulisan tentang jundullah halilintar dan sepak terjangnya dalam darul arqam.
    saya bertanya2 mengenai akidah beliau, sebab keluarga beliau menjadi publik fugur dengan banyak sekali pengikut belakangan ini.

    salam sukses selalu dalam menmbegikan informasi dan ilmu. salam

    ReplyDelete