Breaking

Sunday, September 20, 2015

Ibukuku Seorang Guru


Foto jadul, dibuat kira-kira tahun 60-an. Guru-guru SD Negeri Koto Marapak berpose di depan sekolah mereka yang sangat sederhana yang dibuat dari bahan kayu. Kedua dari kiri, duduk, adalah ibunda saya Fadhilah binti Martunus. Beliau guru setia sekolah itu.

Ibunda Fadilhah  lahir Agustus 1928 di Desa Koto Marapak, Bukittinggi, dan wafat Mei 2004 di Jakarta. Beliau dimakamkan di Keret Bivak Jakarta, pada makam yang sama dengan makam ayanda kami yang wafat  September 1987.

Sepanjang karirnya, ibunda Fadhilah telah mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar. Jiwa guru telah menguasai dirinya. Setelah usia pensiunpun, beliau terus mengajar dengan membuat  majlis pengajian al Quran di rumah untuk anak-anak. Murid-muridnya sekarang sudah tak terhitung jumlahnya dan tersebar kemana-mana, seantero negeri, dengan berbagai profesi.

Dari rahimnya, telah terlahir 2 anak perempuan dan 7  anak laki-laki. 1 anak laki -laki dan 1 perempuan telah wafat sebelum beliau wafat. Dari kesembilan anak itu, posisi saya adalah anak yang paling tengah. Beliau adalah ibu yang sangat penyayang, perempuan perkasa, pekerja keras, ulet, dan mempunyai banyak telenta.

Beliau dikenal kawan-kawannya sebagai seorang humoris dan berjiwa seni. Beliau mahir memainkan gitar, biola, dan harmonium. Beliau seorang story-teller yang baik. Beliau juga seorang pencinta hewan.  Sampai akhir hayatnya, beliau tidak tega memakan daging ayam atau bebek hanya karena tidak sanggup membayangkan hewan-hewan itu disembelih.

Beliau tidak suka dengan orang-orang yang menyakiti hewan dan merampas kemerdekaannya. Beliau pernah mengatakan pada saya bahwa hewan-hewan yang disakiti itu nanti akan mengadu pada Allah di yaumil akhir dan meminta pembalasan yang setimpal dari Allah.

Beliau adalah motivator saya. Salah satu motivasi saya untuk akhirnya memilih menjadi peternak ayam sekarang ini adalah dari beliau. Saya mengikuti saran beliau untuk memelihara unggas itu.

Salam,

No comments:

Post a Comment