Breaking

Sunday, September 20, 2015

Ismet Hasan



Siang tadi, saya bertemu dan berbincang dengan sahabat lama, Ismet Hasan, seorang ulama dan pengusaha sukses di Prabumulih. Untung saya bekesempatan bertemu beliau hari ini karena besok pagi beliau sudah harus berangkat ke Eropa. Pak Ismet yang rendah hati itu menjamu saya berbincang-bincang di toko kainnya yang baru.

"Apa beda toko Dusra yang baru ini dibandingkan Dusra lama yang berada di sebelah pasar Inpress," tanya saya membuka pembiacaraa.

"Di toko ini, semuanya import, sedangkan di tempat lama fokus produk lokal," jelas Pak Ismet sambil menunjuk bahan-bahan garmen gulungan yang terpajang di tokonya yang berasal dari China.

Pak Ismet adalah seorang sahabat sekaligus guru yang bersahaja. Ayahnya, Haji Hasan, yang merintis  perniagaan keluarga mereka pertama kali di Prabumulih dengan brand Dusra, Saya mengenal Pak Ismet ketika toko Dusra sudah berada di tangan Ismet Hasan.

Selain pengusaha, Pak Ismet juga dikenal sebagai seorang aktifis. Hampir pada seluruh kegiatan sosial kemasyarakatan, nama Ismet Hasan ada. Kalau bukan ketua, biasanya beliau jadi bendahara.

Dulu, ketika di Prabumulih diupayakan penyatuan seluruh khatib di bawah satu forum yang bernama FKAM (Forum Komunikasi Antar Masjid), Ismet Hasan adalah penggerak dan figur penting di sana di samping tokoh-tokoh lainnya.

Saya sering diajak oleh Pak Ismet berkenalan dengan tokoh-tokoh lain di Prabumulih dan mengikuti berbagai aktifitas sosial keagamaan.

Saya bersama beliau mengadakan pelatihaan kepememipinan remaja mesjid. Saya juga bersama beliau mendirikan forum usaha muslim berbentuk koperasi.

Pak Ismet bukan saja pembimbing saya dalam sosial keagamaan, tapi juga mentor saya dalam bidang bisnis.

Walaupun pertemuan kali ini tidak lama karena beliau harus siap berangkat besok ke Eropa dan saya juga ada acara lain, kami sudah merencanakan pertemuan berikutnya di Jakarta.

No comments:

Post a Comment