Breaking

Thursday, July 12, 2018

Ngopi, London

Salah satu strategi mengusir dingin di London dan meringankan penat di sendi lutut setelah jalan kaki dengan jarak yang sudah tak terhitung jauhnya: masuk ke cafe lalu pesanlah secangkir kopi hangat. Istitahat sejenak.

Cafe untuk itu bertebaran di mana-mana -- hampir di setiap penggal jalan, setiap stasiun, setiap shoping center. Salah satu cafe pilihan saya adalah Nero Coffee.

Nero Coffee menawarkan sajian dan menu kopi ala Italia. Expresso dan Cappucino ada. tapi di Nero ada beberapa variasi tergantung jenis topping yang diminta. Kesukaan saya adalah Cappucino dengan topping bubuk kayumanis. Belum diseruput, aroma khas kayumanisnya telah lebih dulu sampai di kerongkongan melalui hidung.

Yang membuat hati agak senang, Nero Coffee mengimpor biji kopi kering dari Indonesia. Sayangnya, barista brewokan yang melayani saya hari ini tidak tahu apakah kopi Indonesia itu Gayo, Sidikalang, Liwa, Bali, atau Toraja. Eh malah dia balik bertanya apa bedanya.

Terpaksalah saya menjelaskan sedikit banyak macam-macam kopi asal Indonesia, termasuk beberapa proses panen dan penjemurannya. Setahu saya banyak barista tidak tahu hal itu. Mereka mengira lezatnya kopi hanya tergantung pada proses roasting atau brewing. Padahal proses awalnya -- sejak proses panen, pengeringan, pengelupasan kulit, dan peyimpanan juga mempengaruhi rasa akhir kopi.

Semoga saja penjelasan serba singkat dari saya itu mampu membuat Nero Coffee konsisten mengambil kopi Indonesia, tidak berpaling ke Brazilia atau Vietnam -- dua negara pesaing Indonesia dalam hal kopi di pasaran internasional.

Sebenarnya saya ingin sekali menjelaskan satu varietas kopi Indonesia yang bercita rasa istimewa: kopi luwak. Saya pernah dengar kalau kopi luwak dicekal masuk Eropah karena dipandang jijik dan tidak menghargai hak asasi binantang. Mereka tidak tahu kalau yang kita minum itu biji kopi yang sudah sangat bersih dari kotoran luwak. Luwaknya pun dipelihara baik-baik, tidak disakiti.

Sayang sekali barista berlogat British yang sangat kental itu terlalu sibuk. Pembeli yang antri membuat dia tidak fokus lagi. Lain kali, mungkin harus saya bawa saja sebungkus sampel kopi luwak asli untuk diuji coba. Biar orang-orang Ingris tahu rasa.

No comments:

Post a Comment