Breaking

Tuesday, September 30, 2008

Pengembangan Isi Paragraf


Paragraf dengan bangun ide terfokus adalah paragraf yang paling banyak dipakai dalam sebagian besar tulisan non fiksi. Bangun paragraf seperti ini, disamping mudah penulisannya, juga digemari oleh orang-orang yang gemar membaca cepat dengan sisstem pemindaian. Dengan memindai kalimat topiknya, pembaca sudah dapat menangkap ide paragraf secara keseluruhan.
Paragraf dengan bangun ini selalu mengandung satu kalimat topik yang akan mewakili ide keseluruhan paragraf itu. Kalimat-kalimat lain, walaupun terdiri dari beberapa, dalam paragraf itu berfungsi mengembangkan ide kalimat topik sehingga lebih jelas dan tuntas maksudnya. Penulisan paragraf itu biasanya dimulai dengan menuliskan kalimat topik tersebut lebih dulu, baru kemudian disusul dengan penulisan kalimat-kalimat pengembang. Bahkan, sebagian orang telah menulis kalimat topik di saat pembuatan rangka karangan (outline). Dari kalimat topik inilah akan dimulai penjelajahan pikiran untuk menemukan ide-ide pengembang pada kalimat pengembang.
Berdasarkan penempatan kalimat pengembang terhadap kalimat topik, ada tiga bentuk paragraf. Yang pertama adalah paragraf yang semua kalimat pengembang ditulis sebelum kalimat topik sehingga kalimat topik berfungsi sebagai kesimpulan. Paragraf ini disebut paragraf induktif. Yang kedua adalah paragraf yang semua kalimat pengembangnya ditulis setelah kalimat topik, sehingga kalimat topik berfungsi sebagai pembuka paragraf. Paragraf ini disebut paragraf deduktif. Yang ketiga adalah paragraf yang sebagian kalimat pengembang ditulis sebelum kalimat topik dan sebagian lagi setelahnya. Paragraf ini disebut paragraf abduktif.
Agar tidak menjemukan, seorang penulis yang baik akan mencampur ketiga bentuk paragraf itu dalam wacananya. Pemakaian satu bentuk saja membuat wacana menjadi monoton, tidak dinamis.
Berdasarkan kandungan kalimat-kalimat pengembang relatif terhadap kandungan kalimat topik, paragraf dapat dibedakan dalam tujuhjenis yaitu:
  1. Kausalitas
  2. Argumentasi
  3. Definisi
  4. Sekuensi
  5. Perbamdingan
  6. Percontohan
  7. Klasifikasi
  8. Persuasi
Misalnya seseorang telah membuat kalimat topik suatu paragraf berbunyi Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Selanjutnya ia tinggal menuliskan kalimat-kalimat yang berisi pengembangan atas apa yang dibicarakan kalimat topik tadi. Variasi kandungan kalimat pengembang inilah yang menjadikan paragraf bervariasi pula.
Jika kalimat pengembang memberikan informasi berupa sebab terjadinya pemborosan, maka paragraf itu disebut paragraf kausalitas. Demikian pula bila ia memerincikan akibat yang akan terjadi yang disebabkan pemborosan, maka paragraf itu juga disebut paragraf kausalitas. Contoh paragrafnya adalah:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan.
Pemborosan itu disebabkan oleh semakin lemahnya kontrol birokrasi sebagai cerminan kepentingan politik yang makin banyak dalam sisitem multi partai. Pemborosan uang negara itu menyebabkanpengurangan anggaran belanja untuk proyek-proyek yang menjadi kepentingan orang banyak seperti kesehatan dan pendidikan.
Tapi bila penulis tidak tertarik merincikan sebab-sebab ataupun akibat-akibat pemborosan, dan dia lebih tertarik untuk menuliskan alasan mengapa ia berani mengatakan pernyataan itu, maka berarti dia telah membangun paragraf argumentasi. Contohnya adalah:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan.
Untuk pelaksanaan pemilu si satu kabupaten saja, diperlukan dana lebih dari 30 milyar Pemilu di tingkat propinsi menelan biaya sepuluh kali lipatnya. Pemilu di tingkat pusat menelan biaya lebih dari 100 kali lipat. Coba bayangkan jika jumlah kabupaten dan kota di Indonesia mencapai lebih dari seratus, dan jumlah propinsi mencapai 40. Apalagi di tingkat pusat, selalu ada dua kali pemilu, eksekutif dan legislatif.
Cara lain yang digunakan penulis dalam menjelaskan tentang pemborosan uang negara akibat sistem pemerintahan desentralisi adalah dengan mendefiniskan apa yang dimaksud dengan pemborosan itu. Penulis dapat mendefinisikan salah satu kata kunci pada kalimat topik, maka paragraf itu dinamakan paragraf definisi. Contohnya adalah:
Sistem pemeintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan.
Yang dimaksudkan dengan sistem pemerintahan desentralisasi adalah sistem pemerintahan daerah yang langsung dipilih oleh rakyat. Sedangkan yang dimaksud dengan pemborosan adalah pengeluaran uang melebihi kadar yang wajar dibandingkan dengan kepentingan negara lainnya selain kepentingan politik.
Jika penulis mencantumkan bahwa selain memboroskan uang negara, sistem pemerintahan desentralisasi juga melemahkan sendi-sendi budaya dan moral, demikian seterusnya, maka paragraf itu disebut paragraf sekuensi. Paragraf sekuensi merincikan semua pernyataan yang setara dalam urutan waktu atau urutan posisinya dalam ruang. Pola ini banyak digunakan dalam tulisan deskripsi dan narasi. Contohnya adalah:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Bukan saja itu, sistem ini telah melemahkan sendi-sendi budaya dan moral. Selanjutnya, sistem itu akhirnya akan membawa bangsa kepada kehancuran.
Jika si penulis menjelaskan bahwa pemborosan uang negara oleh sistem pemerintahan desentralisasi bagaikan rayap memakan kayu, dia telah membangun paragraf perbandingan. Di sini ia membandingkan kesamaan antara rayap dan sistem multi partai yang sama-sama menghabiskan mangsanya berupa kayu dan uang negara. Perbandingan tidak berarti persamaan. Jika ia membandingkan antara sistem multi partai dan mono partai berkaitan dengan keperluan akan uang negara, itu juga termasuk paragraf perbandingan. Perbandingan bertujuan mencari keserupaan di antara hal-hak yang berbeda, atau mencari perbedaan di antara hal-hal yang sama. Contohnya adalah:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Bagaikan rayap yang menggerogoti kayu, sistem ini telah memakan secara berangsur-angsur aset negara hingga negara itu secara perlahan-lahan dihancurkan. Berbeda dengan sistem terpusat, jumlah pengeluaran negara untuk kepentingan politik di sistem ini ternyata melebihi pengeluaran di bidang lain.
Penulis bisa pula memberikan satu contoh atau ilustrasi untuk memperjelas bahwa sistem pemerintahan desentralisasi memboroskan uang negara. Paragraf yang dibangun disebut paragraf percontohan. Contohnya:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Sebagai contoh, satu kali pemilu di tingkat kota diperlukan dana lebih dari 40 milyar. Jika di Indonesia ada 100 kabupaten/kota, berarti biaya pemilu akan mencapai 4000 milyar.Biaya ini belum memasukkan biaya pemilu di tingkat propinsi dan tingkat pusat.
Kalau definisi hanya menjelaskan apa itu pemborosan, paragraf klasifikasi mencoba mengelompokkan pemborosan ke satu kelompok tertentu, misalnya kelompok biaya sosial pemerintahan, maka paragraf itu disebut paragraf klasifikasi. Contohnya:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Pemborosan ini termasuk salah satu dari kelemahan sistem desentralisasi, disamping kelemahan yang lain seperti birokrasi yang semakin panjang, perebutan kekuasaan, dll.
Jika penulis memberikan petunjuk untuk menekan pemborosan, itulah contoh paragraf persuasi. Contohnya:
Sistem pemerintahan desentralisasi di Indonesia telah memboroskan uang negara secara signifikan. Jika pemborosan kepada hal yang tak bermanfaat banyak itu bisa ditekan, banyak kepentingan sosial lain yang dapat diselesaikan oleh kita. Rasanya tidak ada yang perlu kita tunggu lebih lama sebelum negara kita hancur, kecuali kita harus segera meninggalkan sistem desentralisasi ini dan kembali kepada sistem yang lebih bermartabat.
Berdasarkan format penulisan kalimat pengembang terhadap kalimat topik, dikenal tiga bentuk paragraf, yaitu:
  1. Model kalimat
  2. Model daftar
  3. Model bergambar
Paragraf dengan format pertama berbentuk rangkaian kalimat satu demi satu sampai ke akhir paragraf. Kalimat-kalimat itu sambung bersambung. Sistem penulisan paragraf seperti contoh-contoh di atas adalah jenis ini.
Jika paragraf itu berisi beberapa informasi yang bisa diungkapkan dalam bentuk kata atau frasa, format model daftar dapat diterapkan. Format ini mencantumkan informasi-informasi dalam sususunan daftar. Contohnya:
Tiga hal yang menjadi sorotan kajian saya akhir-akhir ini, yaitu:
  • pengembangan pribadi
  • investasi, manajemen dan teknologi
  • kesastraan
Tidak cukup puas dengan kata-kata, informasi paragraf dapat dilengkapi foto, gambar, atau tabel. Dengan cara ini pembaca dapat membayangkan secara langsung apa yang dimaksud oleh penulis di kalimat topik. Contohnya:
Salah satu yang membedakan sistem pelapisan antikarat beton dan plastik untuk tiang pancang di laut adalah kemampuan pelapis itu menahan pelumutan tiang seperti diilustrasikan dalam foto di bawah ini.
(foto)




No comments:

Post a Comment