Breaking

Thursday, July 12, 2018

Menggambar Mengasas Otak Kanan

Menggambar sebuah objek langsung di atas kertas jauh lebih imajinatif, inspiratif, dan kreatif dibanding memotretnya dengan kamera.

Yang dilakukan ketika memotret hanya mengatur fokus, aperture, dan speed. Hanya itu. Apalagi kalau pakai kamera auto, yang dilakukan hanya membidik lalu mengklik. Selesai. Gampang sekali.

Adakah proses berpikir di sana? Sedikit sekali, hampir tidak ada. Hampir tidak ada proses kontemplasi kecuali ketika memilih sudut pandang pemotretan. Hasilnya memang bagus. Tapi itu bukan hasil kerja otak, tapi kerja kamera

Dengan menggambar, pertama Anda akan terbiasa mengamati objek secara cermat. Anda akan mengamati setiap perubahan bidang pada objek. Kedua, Anda harus meterjemahkan hasil pengamatan itu menjadi garis. Selain perubahan bidang, Anda harus megamati perubahan warna dari setiap bidang. Semakin dalam dan detail Anda mengamati, semakin banyak garis dan warna yang akan Anda tangkap.

Disinilah kekuatan menggambar pada kerja otak: pengamatan pada setiap detail. Otak kiri mengamati bidang, otak kanan mengamati warna.

Setiap pengamatan yang cermat akan memancing pikiran kritis dan pikiran kreatif. Para genius besar menyadari manfaat ini dan mengamalkannya dalam proses berpikir mereka.

Dari konsep inilah mengapa menggambar dijadikan sebagai salah satu alat kreatifitas.

Lumayan bisa mengikuti kelas menggambar hari ini bersama Francine Lawrence dan Susie Hoyle.

Tanpa diduga, imajinasi saya yang pernah muncul ketika kanak-kanak dulu, lalu menghilang, perlahan dibangkitkan kembali. Dengan konsep dasar yang diajarkan itu, puluhan objek dapat pindah ke atas kertas.



No comments:

Post a Comment