Beriman kepada Allah artinya beriman kepada eksistensiNya dan sifat-sifat yang menmpel pada eksistensi itu. Dengan fitrah saja, manusia mampu meyakini kewujudanNya. Dengan bantuan akal, manusia mampu meyakini 20 sifat Allah. Dengan bantuan wahyu, manusia mampu mengenal Allah secara lebih rinci, baik nama-nama-Nya, maupun sifat-sifat <em>rububiyah</em>Nya, serperti bahwa Dialah pencipta, pemelihara, pengendali, dan pelindung seluruh alam termasuk manusia.
Sampai di situ, sudahkah sesuai dengan kehendak Allah?
Belum. Kalau sekedar meyakini <em>rububiyah</em> Allah, kaum musyrikin Quraisy yang memerangi Nabi itu ,ternyata yakin dan percaya. Mereka tidak ragu bahwa sesungguhnya Allah yang menghidupkan, mematikan, memberi rezeki mereka. Bahkan, Iblis yang membangkang perintah Allah, ternyata mengakui <em>rububiyah</em> Allah, bahwa Allah yang menciptakan dia.
Esensi Islam ternya bukan pada keyakinan akan adanya Allah dengan segala sifat-sifatNya itu. Esensi Islam terletak pada penempatan Allah sebagai satu-satu tujuan ketaatan manusia. Inilah yang dinamakan <em>tauhid</em>. Seseorang mungkin akan takut dan cinta setelah mengenal Allah sehingga lahir ketaatan. Pertanyaannya, siapakah yang ditaatinya? Allah kah? atau selain Allah. Yang Allah kehedaki adalah bahwa manusia itu memberi ketaatan hanya dan hanya kepada Allah. Allah tidak mau kalau ketaatan itu dikongsikan dengan yang lain.
Tauhid artinya mengarahkan keseluruhan ketaatan, pujian, harapan, cinta, dan takut hanya kepada Allah. Bila ada sembarang taat, pujian, harapan, cinta, dan takut yang dikonsgikan kepda selain Allah, maka itulah yang dinakaman Tuhan selain Allah. Dalam AlQuran disesut <em>ilah-ilah</em> selain Allah. Itulah syirik.
Seharusnya, hanya Allah yang dituju dan dipentingkan manusia. Dia lah satu-satunya<em> ilah</em> manusia. Inilah konsep dasar tauhid. Tauhid ini dilafazkan dalam kalimah dua kalimah syahadat yang juga dinamakan kalimah tauhid, "<em>Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah</em>."
Islam sangat keras mengingatkan tauhid ini. Inilah misi perjuangan Rasulullah SAW. Allah memang memerintah manusia beribadah mematuhi perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Namun, ibadah yang diterima Allah hanyalah ibadah yang ditujukan kepada Allah semata. Memperserikatkan Allah dengan <em>ilah-ilah</em> selain Allah, dianggap sebagai dosa yang tak terampunkan.
Iman yang melahirkan ketaatan memang telah mengeluarkan seseorang dari kekufuran. Namun, bila ketaaatan itu bukan untuk Allah semata, maka seseorang masih belum keluar dari kemusyrikan dirinya. Artinya dia seorang mukmin yang musyrik. Beriman dengan Allah, namun memperserikatkan sesuatu selain Allah dalam keimanan itu.
AlQuran dan AsSunnah telah memerincikan beberapa hal yang banyak dipertuhankan manusia di samping penuhanannya akan Allah. Manusia tidak pernah puas bila hanya mengagungkan Allah. Berbagai alasan dibuat agar bisa menempatkan sesuatu selain Allah itu dalam kecintaan dan orientasi hidupnya. Mereka telah menyerahkan hidup mereka kepada sesuatu itu.
Kalau ditanya, mereka sadar bahwa yang mereka pertuhankan itu tidak memiliki sifat-sifat rububiyah, namun mereka tidak bisa melepaskannya sebagai Tuhan dengan mengajukan berbagai alasan: sebagai wasilah, sebagai perantara, dll.
Sejarah hitam manusia musyrik di zaman jahiliah dulu, telah mempertuhankan hal-hal berikut sebagai tuhan selain Allah.
- Benda-benda alam yang menakutkan seperti matahari. Lautan, dan gunung berapi
- Benda-benda bersejarah seperti piramid, candi, dan ka'bah
- Makhluk ghaib seperti malaikat, jin dan setan
- Manusia-manusia ajaib seperti Uzeir dan Nabi 'Isya
- Orang-orang shaleh seperti rahib-rahib, wali-wali, dan mursyid-mursyid
- Barang-barang antik seperti patung , cincin dan ukiran seni
- Benda-benda berharga dan sangat diperlukan seperti uang, deposito, rumah, dan mobil
- Benda-benda yang menaikkan prestise: jabatan dan popularitas
- Orang-orang yang sangat dicintai seperti istri, suami, dan orang tua.
Wallahu a'lam
Bagaiaman pendapat Anda?
- Jusuf Fateh
Bismillaah,
Kecenderungan manusia kepada yang satu, sebenarnya sudah terpatri dalam jiwa manusia sejak azali lagi. Selalu ada satu yang 'ter' diantara pilihan-pilihan yang lainnya, itu sudah menjadi fitrahnya ( sunatullah ).
Ketika hawa nafsu...See MoreSeptember 5 at 12:26am · LikeUnlike · - Ersis Warmansyah Abbas Tauhid hal mendasar keimanan
September 5 at 7:17am · LikeUnlike · - Jufran Helmi
@ Yusuf. Mantap sekali uraiannya. Saya setuju. Bisa saya adopt di tulisan berikutnya.
@Ersis. Betul Pak. Tauhid adalah intinya iman.
September 5 at 10:33am · LikeUnlike · - Yogaswati Dewi
Subhanalloh...,hanya Allah - lah yang pantas menjadi tujuan ketaatan dan harapan manusia. "Jiwa manusia begitu dalam tak bertepi dan hanya layak dipenuhi oleh Yang Tak Terhingga... " demikian saya pernah mengobrol dengan seorang sahabat...See MoreMonday at 7:37am · LikeUnlike · - Jufran Helmi
@Yogas. Itulah fitrah. Yang melawan fitrah akan sengsara kapanpun dan dimanapun. Sebaliknya, yang mengikuti hawa-nafsu akan sengsara kapanpun dan dimanapun.
Monday at 10:06am · LikeUnlike ·
Pasted from <http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=432343048777>- Jusuf Fateh
No comments:
Post a Comment