Mesjid Al Hijrah Indralaya tetap putih bersih di tengah-tengah debu-debu yang menutupi kampung Indralaya yang kering kerontang dan sibuknya mesin-mesin konstruksi melebarkan jalan ke kiri dan kanan.
Sebuah plank di depan mesjid masih jelas terbaca, "Shalatlah sebelum dishalatkan."
Ketika saya melintasi kampung yang menjadi titik temu 3 kota: Palembang, Prabumulih, dan Kayu Agung itu sedang giat-giatnya membangun. Ada pelebaran jalan. Ada galian pipa. Ada pembangunan ruko-ruko.
Sepertinya, semua pekerja tidak peduli dengan teriknya panas, debu, dan kekeringan. Proyek harus selesai sesuai target.
Syukurlah pengurus mesjid Al-Hijrah tak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk shalat. Alangkah buruknya nasib kita, sudahlah kering, berdebu, tapi tidak pula shalat.
No comments:
Post a Comment