Breaking

Friday, January 8, 2010

Istilah tentang zakat

Dengan kalimat yang sederhana zakat saya pahami sebagai "proses penyucian jiwa melalui penyerahan sebagian harta kita kepada pihak lain". Membayar zakat merupakan rukun Islam setelah shalat. Begitu pentingnya kedudukan zakat sebagai suatu proses ibadah kepada Allah, di dalam Al-Quran , perintah zakat telah digandengkan dengan perintah shalat lebih dari 35 kali. Selain itu, zakatpun dibicarakan panjang lebar menggunakan istilah lain: infak dan sedekah. Samakah atau berbedakan ketiga-tiga istilah itu?

 Mari kita mulai.

 Dalam Al-Quran, Allah tidak hanya menggunakan kata zakat tetapi juga kata infak dan sedekah. Kalimat yang sederhana yang saya sebutkan di atas merupakan gabungan makna ketiga istilah zakat, infak dan sedekah. Satu kata tidak cukup. Manusia perlu dibawa kepada pemahaman yang jauh lebih komprihensif. Begitu rincinya aspek zakat ini, sampai-sampai Tuhan menggunakan dua istilah selain zakat, yaitu infak dan sedekah. Walaupun ketiga istilah ini bermaksud sama, namun penggunaan istilah yang berbeda akan memperlihatkan satu aspek itu dari dimensi yang berbeda.

 Saya ingin mengulangi pernyataan saya yang semula dengan susunan yang berbeda. Pada dasarnya zakat, infak dan sedekah mempunyai satu makna yang sama yaitu menyucikan jiwa dengan cara mengeluarkan sebagian harta sebagai hak Tuhan kepada pihak lain yang ditunjuk Tuhan. Jadi, mau disebut zakat, mau disebut infak, ataupun mau disebut sedekah, yang dimaksud adalah sama. Perbedaannya hanya terletak dari dimensi yang ditekankannya.

  Mari kita lanjutkan dengan melihat satu persatu.

Kata zakat digunakan untuk menunjukkan bahwa pengeluaran hak Tuhan kepada pihak yang ditunjuk oleh Tuhan itu bertujuan untuk menyucikan manusia. Jadi, yang ditekankan di sini adalah tujuanya. Jiwa kita harus disucikan dari rasa kebergantungan kepada harta benda dan harus dikembalikan kepada kemerdekaannya yang penuh dengan rasa bertuhan dan rasa kehambaan. Si pembayar zakatlah yang menjadi tujuan, bukan Tuhan ataupun pihak lain yang ditunjuk sebagai sasaran zakat. Jangan pernah mengira zakat bertujuan melenyapkan kemiskinan orang lain. Kemiskinan merupakan ujian dari Tuhan. Jangan pula mengira zakat akan memperkaya Tuhan. Di sini seolah-olah Tuhan mengatakan, "Engkaulah yang Aku tuju dari syariat zakat itu."

 Penggunaan kata infak digunakan untuk menunjukkan bahwa proses penyucian itu dilakukan dengan cara mengeluarkan sebagian harta dari harta yang kita peroleh dari usaha kita. Dengan kata infak, Tuhan ingin menunjukkan proses apa yang terjadi dalam zakat. Proses penyucian jiwa harus berwujud sebuah amal lahiriah. Seperti juga shalat, walaupun bertujuan mengingat Tuhan, ia harus dilakukan berupa berdiri, rukuk, sujud, serta amalan lahiriah lainnya. Amal lahiriah zakat adalah mengeluarkan sebagian harta dari harta perolehan usaha. Tidak seluruhnya harus dikeluarkan. Sebagian saja. Proses inilah yang akan memicu terjadinya perang di dalam jiwa manusia. Harta yang sudah susah payah dikumpulkan, kini harus dikeluarkan. Inilah dia perang melawan kerakusan, kekikiran, dan cinta dunia.

 Kata sedekah digunakan untuk menunjukkan bahwa pengeluaran sebagain harta itu karena ia merupakan hak Tuhan. Bersedekah artinya membenarkan atau mengakui adanya hak Tuhan. Dengan kata sedekah, Tuhan menjelaskan sebab musabab zakat. Tuhan berkata, "Di dalam harta yang kau peroleh ada hak Aku." Bersedekah berarti menunaikan hak Tuhan, menyerahkan bagianNya kepadaNya. Mengeluarkan sedekah berarti memisahkan hak Tuhan dan hak kita. Betapapun diperoleh melalui usaha yang halal, harta itu tidak boleh dikonsumsi seluruhnya untuk keperluan hidup kita sendiri. Hak Tuhan harus dikeluarkan. Hak kita boleh kita konsumsi, namun hak Tuhan harus diserahkan kepada pihak yang ditunjuk Tuhan sendiri, melalui wakil-wakilNya. Dalam hal ini, Allah telah menunjuk Rasul sebagai wakil Nya. Rasul kemudian melantik para pengumpul (amilin) untuk mengumpulkan hak Tuhan tersebut dan menyerahkannya kepada pihak yang ditunjuk Tuhan.

 Sebagai peringkas, saya ingin menekankan sekali lagi.

 Bila kita sebut zakat, infak, atau sedekah, sebutan itu bermakna sama: barang yang itu-itu juga, hanya tekanannya yang berbeda. Hakikat zakat, infak, atau sedekah adalah menyerahkan hak Tuhan dari harta perolehan usaha kita kepada pihak lain yang ditunjukNya untuk penyucian jiwa kita sendiri dari sifat-sifat tercela. Sebutan zakat lebih menekankan pada tujuannya, infak lebih menekankan pada prosesnya, sedangkan sedekah lebih menekankan sebabnya.

 Wallahu a'lam

  
 

Jufran Helmi

No comments:

Post a Comment