Website Facebook diluncurkan pertama kali pada bulan Februari 2004 oleh seorang mahasiswa Harvard University, Mark Zuckerberg, yang waktu itu masih berumur 20 tahun. Website yang pada awalnya hanya ditujukan sebagai media komunikasi antar mahasiswa Harvard saja, kini telah menjadi sebuah media komunikasi, social network, terpopuler di dunia dengan pengguna lebih dari 350 juta orang. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan bertambahnya berbagai fitur, termasuk bertambahnya bahasa pengantarnya yang sekarang sudah mencapai 75 bahasa di dunia.
Bergabung dalam komunitas facebook menurut saya termasuk langkah yang positif bila Anda ingin membiasakan menulis. Facebook memang tidak diciptakan sebagai sarana publikasi tulisan seperti blog yang telah berkembang terlebih duhulu. Tapi di facebook terdapat sarana yang memungkinkan kita menulis secara leluasa. Ada aplikasi "status" dan "notes." Melalui kedua aplikasi ini, kita bisa mempublikasikan tulisan kita secara instan. Dalam hitungan detik, sebuah tulisan akan langsung terbaca oleh orang lain. Memang facebook tidak seluas blog yang bisa dibaca oleh semua orang di seluruh dunia secara instan. Tulisan di facebook hanya dapat dibaca oleh orang yang tedaftar sebagai "friend" saja, atau sedikit bisa diperluas dan dipersempit sesuai dengan setting privacy yang dibuat. Setidak-tidaknya, yang bisa mengakses facebook, hanya seseorang yang punya akun di dalamnya. Selain itu, format huruf-huruf di facebook tidak mudah diubah-ubah seperti di blog.
Tapi, menurut saya tidak apa-apa. Yang membuat facebook lebih disukai karena ada aplikasi notifikasi yang menyebabkan sebuah pesan atau tulisan cepat sampai kepada teman-teman. Sekarang Anda selesai menulis, dalam hitungan detik, anda dapat mempublikasikannya. Secepat itu pula kawan-kaan Anda mengatahui isinya. Dengan adanya fasilitas facebook mobile, pesan itu benar-benar tambah cepat sampainya. Semakin cepat tulisan kita sampai ke pembaca, semakin kita bergairah menulis lagi. Untuk pembiasaan proses menulis, website ini sangat positif. Itu penilaian saya.
Terlebih-lebih lagi Anda punya komunitas yang eksklusif yang terdiri dari kawan-kawan yang memang sama-sama berminat dalam membangun dunia tulis menulis, Anda bisa memanfaatkan teknologi ini untuk mewujudkan cita-cita Anda membiasakan diri menulis. Respon cepat yang diberikan kawan-kawan akan memberi kenikmatan tersendiri. Itu pengalaman saya. Tahu ada orang membaca saja dengan menaruh simbol "jempol", saya sudah merasa cukup dihargai. Lebih-lebih lagi ada kawan yang memberi komentar, ulasan, kritik, tambahan data, informasi tentang sumber bahan. Semua itu positif bagi proses pembiasaan menulis.
Saya bergabung dengan facebook sekitar pertengahan, eh awal tahun 2009 yang lalu. Awal-awal bergabung, saya belum begitu tertarik karena belum tahu apa manfaatnya. Anak sayalah yang merekomendasikan agar saya membuka sebuah akun di facebook. Dia pula yang mengajarkan pada saya bagaimana melakukannya. Waktu itu perasaan saya biasa-biasa saja. Saya isi data-data pribadi: nama, alamat, tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat kerja, dll. Saya masukkan pula satu foto saya yang terbaru. Atas anjuran anak saya, saya masukkan pula foto-foto saya zaman dulu. Katanya, siapa tahu kawan-kawan saya yang lama tidak mengenali lagi wajah karena faktor usia. Saya tentu tidak masukkan semua foto saya. Saya kan bukan mau buat pameran foto-foto di facebook. Foto-foto itu hanya sekedar orang mudah mengenali saya.
Sungguh luar biasa. Saya kaget. Seorang teman saya waktu di SMA, yang sudah terpisah dengan saya selama 30 tahun, tiba-tiba muncul di facebook dan menyapa saya. Dia mengaku telah lama mencari saya. Sayapun sudah rindu dengan dia. Dia kawan saya yang paling akrab karena kami punya kegemaran yang sama pada banyak pelajaran di sekolah, walaupun dia selalu mengungguli saya dalam prestasi belajar. Lewat facebook, saya bertemu dia lagi, setelah sekarang dia menjadi seorang pengusaha di bidang real estate yang terkenal di Jakarta.
Sejak itu saya mulai senang mengutak-atik aplikasi "friend" pada facebook. Kalau tidak "add", ya "confirm" . Satu demi satu kawan lama bermunculan bersamaan dengan bertambahnya kawan-kawan baru. Melalui facebook saya bertemu dengan kawan-kawan yang sama-sama kuliah di Bandung, Palembang dan Jakarta. Juga saya berjumpa kembali dengan kawan-kawan lama yang dulu seasrama, sekerja, sekursus, sehobbi, seseminar, sekampung, setetangga, sejamaah, sepengajian, sepupu, seipar, sesuku, dll. Pokoknya serba "se". Mereka semua telah menjadi orang-orang penting di negeri ini. Ada yang jadi tentara, politikus, pengusaha, dosen, professor, ilmuwan, penulis, dll. Ada yang tingggal di Indonesia, dan tidak sedikit yang sekarang tinggal di hampir seluruh belahan bumi di dunia ini. Aduh sedapnya. Rasanya tak susah lagi kalau mau ke luar negeri, saya tinggal kontak kawan-kawan lama saya saja.
Bukan itu saja, facebook telah membuat saya berteman dengan banyak kawan baru dari berbagai kalangan, berbagai umur, berbagai ras, berbagai suku, berbagai hobi, berbagai nasib, berbagai profesi, berbagai kepentingan, berbagai kehalian, berbagai organisasi, berbagai kelamin, dan berbagai agama. Nilai positif yang saya ambil dari semua ini adalah peluang bersilaturahim dan berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman.
Tanpa saya sadari, tiba-tiba saja terbentuk sebuah komunitas virtual yang kebetulan sama-sama menaruh minta dalam dunia tulis menulis, dunia perbukuan. Jadi saja, facebook menjadi sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang dunia buku dan dunia tulis menulis.
Kembali ke facebook sebagai sarana yang dapat Anda manfaatkan dalam pembiasaan menulis. Aplkasi "status" dan aplikasi "notes" merupakan pilihannya. "Status" dapat digunakan untuk mempublikasikan tulisan-tulisan pendek, sekitar puluhan kata, "notes" untuk tulisan yang panjang. Kedua aplikasi itu memungkinkan Anda membaca secara instan komentar dari kawan-kawan, baik itu koemtar positif, negatif, atau sekedar gurau. Andapun bisa masukkan foto, biar tulisan Anda lebih mengesankan.
Sebagai sebuah teknologi, facebook tentu punya kelemahan-kelemahan. Mana ada buatan manusia yang sempurna. Saya hanya mengingatkan. Sebagai sebuah teknologi pula, facebook juga bagaikan pisau berfungsi ganda. Anda bisa memakainya untuk mengupas mangga. Tapi bila tidak hati-hati, Andapun bisa mencelakakan diri sendiri dan bahkan mencelakan orang lain. Waspadalah.
Bagaimana pendapat Anda?
Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment