Breaking

Friday, January 8, 2010

Mount Nebo


Tahukah anda dimana Mount Nebo itu? Maunt Nebo adalah nama satu gunung atau semacam dataran tinnggi yang dikelilingi lembah. Mount Nebo terletak di daerah perbatasan Palestina dan Yordania. Siang itu, di Bulan Mei 2005, saya dengan izin Allah sampai di puncak gunung Mount Nebo.
 Bersama kawan-kawan dari Rufaqa (sekarang Global Ikhwan), kami mengendarai kendaraan berangkat dari Amman menelusuri lembah barat Yordania yang berbatu dan berliku-liku. Dalam waktu tiga jam, kami sampai di Mount Nebo.
 Apa yang menarik dari Mount Nebo? Tempat itu terasa kering dan panas tapi dikelilingi pohon zaitun yang subur dan rindang. Sebagian pohon zaitun itu kabarnya telah berumur ratusan tahun, bahkan ribuan tahun dengan dahannya yang besar-besar. Dari puncak Mount Nebo yang kering tapi banyak ditumbuhi pohon Zaitun itu terlihat dengan jelas, ke arah barat, dataran tinggi Palestina yang subur. Subhanallah.
 "Ya Allah, oh itukah kiranya Palestina itu?". Dari sini, Palestina sangat jelas. Menghijau.Dengan menuruni satu lembah saja sebenarnya kita langsung sampai di Palestina. Saya dan beberapa kawan yang semuanya murid Abuya Ashaari Muhammad, terpesona merasakan kebesaran Tuhan dan kasihNya pada kami. Tak pernah saya menyangka sebelumnya bahwa suatu ketika saya akan sampai di sini, di tempat yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran dan dikenang sepanjang zaman.
 Kisahnya begini. Mount Nebo adalah tempat yang sangat bersejarah. Dulu, Bani Israil bersama pemimpin mereka, Nabi Musa, diperintahkan Tuhan hijrah dari Mesir ke Palestina. Karena pilihan hidup sudah tidak ada lagi di Mesir karena kejamnya pemerintahan Fir'aun, merekapun berangkatlah. Dengan peetolongan Tuhan, mereka berhasil lolos dari kejaran Fir'aun di laut Merah. Jauh sekali perjalanan yang mereka tempuh, hingga sampailah mereka di Mount Nebo.
 Nabi Musa telah memilih tempat ini sebagai tempat tinggal sementara. Merekapun tinggallah di sana. Perjalanan mereka belum berakhir karena belum sampai ke Palestina. Karena letihnya berjalan dan berpindah-pindah sebagian mereka mulai merasa betah tinggal di Mount Nebo, padahal dari sini tanah Palestina yang subur itu sudah di depan pelupuk mata.
 Di tempat ini Tuhan nampakkan berbagai keajaiban yang Tuhan anugerahkan kepada Nabi Musa agar mereka yakin dengan janji Tuhan yang disampaikan kepada Musa. Sebelumnya, Tuhan telah tunjukkan keajaiban ketika mereka bisa lolos dari kejaran Fir'aun tapi tidak ditenggelamkan laut Merah. Di sini, ketika mereka menderita lapar, Tuhan datangkan makanan yang bermacam-macam: roti, daging, dan buah-buahan. Padahal mustahil rasanya akan ada hewan buruan di situ, lebih-lebih lagi buah-buahan dan roti. Ketika terik matahari, Tuhan datangkan awan yang menaungi mereka. Untuk minum dan mandi, Tuhan datangkan mata air dari batu setelah Musa memukulkan tongkatnya ke batu itu. Ada dua belas mata air yang letaknya berjauhan mengelilingi puncak Mount Nebo, sehingga setiap suku tak perlu berebutan, karena mereka punya masing-masing satu mata air.
 Sampai hari ini masih ada keduabelas mata air yang sangat jernih itu. Saya sempat berwudu' dengan air itu dan meminumnya.
 Tapi, alangkah bejatnya akhlak Bani Israil pada Musa. Mereka tak putus-putusnya mendebat dan membantah arahan-arahan pemimpin mereka itu. Mereka selalu menolak nasehat-nasehat Musa. Berbagai kekejian terus mereka lakukan, padahal hari demi hari mereka hidup dalam limbahan karunia Tuhan. Mereka tak hiraukan arahan pemimpin mereka, Musa. Bahkan mereka ragui janji Tuhan untuk mereka bahwa mereka akan mewarisi Palestina itu.
 Tuhan tidak izinkan Musa terus bersama mereka. Musa wafat di tempat ini. Kucar kacirlah mereka sepeninggal pemimpin mereka itu. Tapi, apa boleh dikata, mereka harus merasakan kepahitan hidup. Tak ada lagi kesenangan dan kemudahan hidup di Mount Nebo sepeninggal Musa. Akhirnya mereka hijrah juga dan melajutkan perjalanan ke Palestina, tanpa Musa. Konon kabarnya mereka mengusung jenazah Musa ke Palestina.
 Kini Mount Nebo tinggal menjadi saksi sejarah. Singgahlah di sini suatu saat nanti.
 Wallahu a'lam.
 Jufran Helmi

No comments:

Post a Comment