Tujuan utama kita bermursyid bukanlah semata-mata untuk mendapatkan ilmu, tetapi agar kita bisa bergaul dengannya. Ilmu perlu juga. Tetapi, pergaulan dengan mursyid jauh lebih penting. Pergaulan dengan orang yang bertaqwa akan mempengaruhi iman seseorang. Cahaya imannya mampu menulari siapa saja yang dekat dengannya. Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah bahwa yang bergaul dengan tukang parfum akan mendapat wanginya. Tetapi, yang bergaul dengan tukang besi, akan mendapat bau busuknya dan bahkan asapnya. Pergaulan berpengaruh besar pemebnatukan akhlak.
Allah dalam AlQuran mengingatkan agar kita mengikuti orang-orang yang terlebih dahulu memperoleh petunjuk Allah, bergaul dengan orang-orang yang taubat, dan menjauhkan diri dari perkerabatan dengan orang-orang fasiq.
Mursyid akan bertindak bagaikan seorang dokter yang mengobati pasiennya. Walalupun tersedia obat yang banyak dan beraneka ragam, keberadaan seorang dokter tidak bisa dihindari. Kalau penyakit lahiriah saja memerlukan serorang dokter, apatah lagi penyakit batiniah. Kalau tariqat itu disamakan dengan proses pengobatan, mursyid adalah dokternya.
Mursyid adalah dokter untuk penyakit-penyakit ruhaniah. Begitu besarnya keberkatan Allah atas orang bertaqwa, seseorang yang bertaqwa dapat membantu orang lain yang belum bertaqwa agar menjadi bertaqwa juga. Dia mengajarkan ilmu-ilmu yang diperlukan bagi ketaqwaan itu, sekali gus menjadi pemandu, pengawas, dan perawat jiwa-jiwa murid yang sedang menempuh perjalanan menuju taqwa.
Kalau begitu, mencari seorang mursyid layaknya seperti mencari seorang dokter yang akan menyembuhkan penyakit-penyakit kita. Kalau kita ke toko buku, kita akan temui banyak sekali buku tetang berbagai macam penyakit dan obatnya. Namun kita tidak berani mempertaruhkan kesehatan kita kepada buku-buku itu, bukan? Kita perlu seorang dokter. Demikian jugalah penyakit rohani. Kita tidak akan mempertaruhkan keadaannya kepada buku-buku kerohanian.
Langkah pertama mendapatkan mursyid, berdo'alah kepada Allah agar didatangkanNya satu sebab sehingga kita berpeluang berjumpa dengan mursyid sejati yang akan memandu kita berjumpa dengan Allah. Selain itu, kita pun mesti berikhtiar sungguh-sungguh dengan bertanya-tanya tentang seseorang yang layak dijadikan mursyid. Ikhtiar itu bermula dari kota tempat kita tinggal. Bila belum jumpa, carilah ke luar kota atau ke kota lain. Carilah lebih jauh sampai ke seluruh negara atau negara-negara lain. Persis seorang yang mencari perobatan sampai ke luar negeri.
Seorang yang layak menjadi mursyid adalah seseorang yang mendalam pengetahuan agamanya, baik aqidah maupun syariah. Selain ilmu fiqih dan ilmu tauhid, dia mesti mendalami ilmu tasawuf. Dia harus mengatahui rahasia hati serta metoda-metoda perawatannya. Dia mesti mengetauhi pintu-pintu masuk setan ke dalam jiwa dan menyumbatnya.
Bukan saja berilmu, dia harus telah terbukti mewujudkan agama dalam diri dan keluarganya, baik secara lahir maupun batin. Dia harus merupakan model ketaqwaan, kesederhanaan, dan kerendahhatian. Bahkan ketaqwaannya itupun terpancar dari keshalehan murid-muridnya. Dia bukan hamba dunia, pencinta kemegahan dunia, ataupun pencinta image ataupun prestise duniawi lainnya. Pembicaraannya saja selalu diarahkan kepada Allah dan Rasulullah. Manusia diajak menyembah Allah, takut dan cinta pada Nya, bukan mengajak manusia menyembah dirinya, takut dan cinta pada dirinya.
Mursyid yang sejati bersambung sanadnya dengan Rasulullah melalui mursyid-mursyid sebelumnya. Dia pewaris Rasulullah dari segi sanada, dan kepribadiannya. Dia pun sudah pernah digebleng dalam tariqat bersama seorang mursyid yang lain yang sanadnya juga bersambung kepada Rasulullah. Untuk menjaga ketersambungan itulah, di dunia tariqat diistiqamahkan sistem bai'at dan ijazah.
Wallahu a'lam
Bagaimana pendapat Anda?
- Nurhayati Fadjarudin, Mang Edhok Ya kami tahu menjadi mursid itu pilihan Allah tapi kebetulan saya pernah berada dalam wirid dibawah asuhan kyai tua yang dianggap mursid itu. Waktu itu saya tidak tahu apa itu tarekad, karena masih kecil. Saya baru ngeh setelah dewasa. Saat saya terkejut ketika tiba-tiba almarhum ayah saya meminta saya menghentikan kegiatan saya yang mulai aneh itu. Ya sejak itu saya hanya jadi orang pasif mendengarkan pengalaman orang2 lain.
September 2 at 9:47pm · LikeUnlike ·
Jusuf Fateh, Heri Adz-Dzakiy and 6 others like this. - Jufran Helmi
@Mang Edhok. Sayang sekali ya kalauakhirnya dihentikan. Perjalanan tariqat kadang-kadang memang sangat meletihkan, namun ia obat mujarab untuk penyembuhan penyakit ruhaniah. Semoga ada hikmahnya
September 2 at 10:56pm · LikeUnlike · - Ersis Warmansyah Abbas Kayaknya memang jadi buku neh
September 2 at 11:41pm · LikeUnlike · - Erryk Kusbandhono Pak, disamping buku2 kesehatan, kita ke dokter pun kadang ada yg cocok ada yg tdk. Misal; saya kalo ke dokter A, alhamd cocok & penyakit saya sembuh. Tapi, kalo ke dokter B, meski obatnya kadang sama, kok gak sembuh ya? Nah, mursyid juga sama. Kalau sdh cocok dg satu mursyid, istiqomah-lah. Insya allah akan nampak hasilnya..
September 3 at 1:06am via Wuryaningsih Budiastuti Alhamdulillahirobbil'alamiin...salah satu nikmat terbesar yang Alloh SWT berikan kpd kita adalah dipertemukannya kita dengan seorang mursyid dengan kualifikasi yang sedemikian tinggi dalam sebuah thoriqoh...
September 3 at 4:00am · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike · - Endah Kurniadarmi
Dalam pengalaman bertemu dengan para Mursyid ini saya belum pernah, (atau mungkin saya tidak tahu), indah memang karena beliau2 ini menjadi Mursyid melalui rangkaian yang jelas, ada asal-usulnya, bukan seperti mendapat wangsit, seperti kita...See MoreSeptember 3 at 5:25am · LikeUnlike · - Wahyu Mappadeceng Mantap... trm ksh
September 3 at 8:01am via Jufran Helmi
@Pak Ersis. Semoga begitu.
@Erryk. Kalau sdh yakin salah pilih mursyid, ya sebaiknya hijrah.
@Wuryaningsih. Betul, satu rahmat terbesar bila dapat mursyid. Itu sdh satu jalan untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah.
@Endah. Orang yg sekedar ...See MoreSeptember 3 at 8:10am via Jusuf Fateh
@ Mba Endah :
Bismillaah,
Allah selalu mempunyai cara untuk mendidik ( mengingatkan ) hamba-hamba-Nya dengan hikmah melalui siapapun yang dikehendaki-Nya dan itu berlaku sekali sekala. Kadang kita tak tahu maksud Tuhan hingga salah dalam pe...See MoreSeptember 3 at 8:22am · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike · - Mang Edhok
Wah dulu itu begini ya, barangkali buat masukan untuk semuanya. Kala itu usia saya masih sekitar antar 11 sampai 13 tahun. Saya dititipkan di sebuah pondok. Lalu bersama teman-teman saya mengaji, ya alqur'an, nahwu, syorof,fiqih, tajwid, sa...See MoreSeptember 3 at 9:01am · LikeUnlike · - Rahayu Suciati Mkasih, Pak.. Saya baru tahu soal yg ini.
September 3 at 9:37am · LikeUnlike · - Wuryaningsih Budiastuti
@Mang Edhok, sy setuju dengan ayahanda, karena pada usia segitu; secara mental anda belum siap dengan 'bonus' yg Alloh berikan. Khusus dlm thoriqoh (=jalan), mursyid itu membimbing kita menapaki jalan tuk mengenal Alloh, 'bonus' yg sy maksud di atas bukanlah tujuan wirid yg kita amalkan. Maaf kalo salah koment...
September 3 at 11:19am via Yogaswati Dewi
Kang jufran..., intinya saya pun sebenarnya dalam hati sedang mencari-cari seorang mursyid. Namun seperti pengalaman mang Edhok, ada perasaan was-was , saya takut terpeleset pada hal-hal spt pengalaman mang Edhok itu, yang menurut saya it...See MoreSeptember 4 at 3:08pm · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike · - Wuryaningsih Budiastuti
@d Yogas, dalam thoriqoh yg sy ikuti syaratnya sangat ketat; yaitu harus berpegang teguh pada syari'at. Dan sy tidak mengalami spt apa yg d Yogas uraikan di atas tuh....
September 4 at 5:04pm via Jufran Helmi
@Yusuf, Mang Edhok, Yogas, Wuryaningsih, Rahayu. Cerita-cerita yang disampaikan diatas memperkaya wawasan kita dengan satu dunia yang bagi sebagian orang masih baru, tapi bagi sebagian yang lain meninggalkan trauma panjang tak berkesudahan, yaitu dunia keruhanian. Saya anggap itu bagian tahapan yang memang harus kita lewati dalam mencari kebenaran. Pencari kebenaran yang sejati tidak akan akan berputus asa. Notes saya setelah ini berjudul zindik (tulisan ke 25, Ramadhan 1431)
September 4 at 7:32pm · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike · - Jusuf Fateh
@ Mba Yogas, intinya luruskan niat, kita mencari Mursyid untuk dapat Tuhan, bukan dapat fadhilat-fadhilat yang seperti diceritakan di atas, bukankah Rasulullah SAW bersabda : "Niat orang mu'min itu lebih utama dari amalannya" ( Al Hadits )...See MoreSeptember 4 at 10:20pm · LikeUnlike · - Yogaswati Dewi Oh, mba Tuti mhn maaf mkn saya salah meanangkap komen mba k mang Endhok. Kang Jufran n Kang Yusuf, terimakasih bimbingannya. Mudah2an mudah2an kita semua mendapat jalan mendekat pada Allah dan diterima-Nya ya. Amin..
September 5 at 5:39pm · LikeUnlike ·
No comments:
Post a Comment