Berbagai upaya dilakukan orang untuk memasukkan nilai-nilai agama ke dalam jiwa, namun sering kandas. Hawa nafsu yang telah menguasai jiwa itu terlalu sombong. Nafsu itu menolak berbagai seruan kepada iman. Apapun bentuknya, seruan itu hanya dijadikan nafsu sebagai pengetahuan belaka. Nampaknya, untuk benar-benar hidup dalam sistem Allah, memang diperlukan metoda efektif untuk memasukkan nilai-nilai itu ke hati.
Teringatlah kita dengan beberapa orang yang diminta Rasulullah tinggal di<em> shuffah</em>, salah satu pojok masjid Nabi, agar dekat dengan beliau. Dengan cara tertentu, Rasulullah membimbing mereka siang dan malam. Kepada mereka diberlakukan sejumlah disiplin ibadah. Hasilnya, mereka menjelma menjadi manusia agung yang luar biasa yang mencetak sejarah. Sistem hidup yang dipraktekkan oleh <em>ahli shuffah </em>itu ditiru di kemudian hari oleh generasi baru. Sistem hidup itu dikenal dengan nama <em>thariqat sufi</em> atau <em>tariqat</em> saja.
Jadi , tariqat adalah satu <em>disiplin ibadah</em> yang tersusun dari berbagai metoda untuk dijalankan oleh seorang murid sufi dibawah pimpinan seorang <em>mursyid</em> untuk membawanya ke dalam penjinakan hati menerima nilai-nilai Islam. <em>Mursyid</em> dan <em>disiplin ibadah</em> adalah dua ciri terpenting tariqat.
Secara bercanda, ada orang yang memelesetkan tariqat menjadi "terikat". Rasanya benar juga kalau tariqat itu terikat. Maksudnya, tariqat itu terikat dengan musyid dan disiplin ibadah. Namun, murid itu sendirilah yang mengikatkan dirinya, bukan orang lain.
Karena setiap tariqat mempunyai metoda yang berbeda-beda, tariqat itu sering dinamai dengan nama pendirinya atau nama metodanya. Beberapa tariqat yang besar dan dikenal oleh kalangan luas adalah: <em>Tarikat Aurad Muhammadiyah, Tarikat Idrisiyah, Tarikat Khalwatiyah, Tarikat Naqsyabandiyah, Tarikat Rifa'iah, Tarikat Qodariyah, Tarikat Samaniyah, Tariqat Syadziliah, Tariqat Awaliyah</em>, dll.
Walaupun tariqat itu berbeda-beda secara metoda, nama ada beberpa ciri yang sama diantara semua tariqat-tariqat itu. Ciri-ciri yang sama itu antara lain adalah:
Hidup Berjamaah.
Hidup berjamaah adalah sunnah terbesar yang diajarkan Rasulullah SAW. Tariqat menghidupkan kembali sunnah yang sudah ditinggalkan manusia di zaman ini. Agar mudah berjamaah, biasanya semua peserta tariqat tinggal di satu tempat yang sama atau berdekatan. Kalau generasi pertama sufi tinggal di <em>shuffah</em> masjid Nabi, generasi-generasi berikutnya tinggal di perkampungan sufi yang dinamakan <em>zawiyah-zawiyah</em>. Ada juga yang menyebutnya <em>bandar-bandar sufi.</em>
Bermursyid.
Mursyid berkedudukan sangat sentral dalam tariqat. Mursyid bukan saja pembimbing tapi juga pemimpin tariqat itu yang akan menetapkan program-program yang akan dijalankan. Kehadirannya sangat diperlukan, tidak bisa diwakilkan. Kalau dia wafat, terbunuh atau bahkan ghaib, mursyid baru diilantik. Mursyid itu seorang lelaki dari kalangan wali-wali Allah yang sudah menempuh perjalanan tariqat sebelumnya. Pengakuan murid akan kepemimpinannya dilakukan melalui <em>bai'ah</em> dan taat. Sebagai seorang wali Allah dengan segala karamah yang mungkin ada padanya, ia dipandang sebagai wasilah untuk memperoleh kasih sayang Allah.
Disiplin Ibadah Asas.
Ibadah asas yang menjadi tumpuan seluruh amalan tariqat adalah <em>shalat </em>dan <em>wirid</em>. Mereka menjadikan shalat sebagai tiang. Karena itu, shalat tidak boleh dikerjakan sekedar memenuhi syarat sah dan rukun wajibnya. Shalat, sebagai tiang tariqat, dikerjakan dengan kualitas tertinggi dengan seluruh keutamaan-keutamaanya. Selain shalat, terutama shalat wajib dan tahajjud, tariqat juga memprogramkan wirid (zikir , do'a, dan istighasah) yang dikerjakan secara rutin atau pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan.
Disiplin ilmu.
Tariqat memandang hanya dengan ilmu, yang secara terus menerus dimasukkan ke dalam hati, hati itu akan subur. Ilmu bagaikan bahan bakar di ruang mesin. Tanpa pemasukan ilmu, hati itu bagaikan mesin yang tak berminyak. Ilmu dasar yang dipelajari dalam tariqat adalah mengenal Allah (<em>ma'rifat), </em>berikutnya fiqih (<em>syariat</em>) dan terakhir tasawuf (<em>hakikat</em>). Ilmu dasar ini disampaikan langsung ke hati dengan berbagai metoda, diantaranya kuliah, pembacaan sajak, dan nasyid. Dengan ilmu ini, sufi akan diantarkan mencapai berbagai maqam: Islam, iman, dan ihsan, hingga lahir pribadi-pribadi bertaqwa.
Disiplin amal shaleh.
Setiap murid dalam tariqat akan melakukan berbagai macam amal sholeh untuk mempraktekkan sistem Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Amal itu akan meliputi semua bidang kehidupan: politik, ekonomi, da'wah, pendidikan, sosial, amar ma'ruf nahi munkar, kebudayaan, kesenian, pemusafiran, dll. Semua amalan itu dijalankan bermula dari peringkat individu, rumah tangga, negara, sampai pada tingkat antar bangsa. Ukuran satu-satunya kesolehan suatu amal adalah aqidah dan syari'ah Islam.
Wallahu a'lam
Bagaimana pendapat Anda?
- Rahayu Suciati, Mang Edhok
Nah artikel ini lebih menyempurnakan pemahaman saya tentang Tariqat. Memang demikian adanya. Seorang mursid mengajarkan Tarigat itu berdasarkan alur pendidikan sebagaimana digariskan dalam riwayat Nabi Besar Muhammad s.a.w terhadap kaum Suf...See MoreSeptember 2 at 10:01am · LikeUnlike · Jusuf Fateh
Bismillaah.
Thariqah atau Thariqat ini berarti 'jalan', ia bukan suatu organisasi atau suatu kumpulan yang eksklusif, hanya saja arti dan sudut pandang tentang thariaqat ini sudah kabur ( dikaburkan ), hingga orang Islam ( akhir zaman ) send...See MoreSeptember 2 at 10:19am · LikeUnlike · Jufran Helmi
@ Mang Edhok,Yusuf. Tak terbantahkan lagi peranan tariqat dalam hidup kita. Namun, tak terbantahkan pula kenyataan ada tariqat palsu, yg tdk berjalan di atas manhaj Rasulullah.
September 2 at 10:36am via Erryk Kusbandhono Orang yg suluk (melakukan thariqoh tertentu) bukan berarti miskin, pakaiannya compang-camping, tdk rapih dll. Bisa jd mereka itu kaya, mobil & pabriknya banyak, pakaiannya rapi namun hatinya tak pernah lekang dari Allah Azza wa Jalla..
September 2 at 12:10pm via Jusuf Fateh
Sesungguhnya kebenaran hanya satu, bukan dua atau tiga. Kebenaran itu hanya satu datangnya dari Allah sebagai sumber-Nya lalu diteruskan kepada orang-orang pilihan-Nya dan terus begitu hingga ke akhir zaman. Begitulah sistem Tuhan yang terj...See MoreSeptember 2 at 12:34pm · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike ·
1 personLoading... ·
1 personLoading... ·
Farida Ariany, Apri Marlinaldinho and 3 others like this. - Jufran Helmi
@Erryk & Yusuf. Orang-orang yang memperjuangkan sunnah Rasulullah itu selalu ada dan akan terus ada sampai hari kiamat. merekalah penyambung estafet kebenaran itu. Kita tinggal mencarinya untuk kemudian menyertainya. Sudah barang tentu mereka harus miskin. Mereka orang-orang yang zuhud. Zuhud tidak sama dengan miskin.
September 2 at 2:36pm · LikeUnlike · - Erryk Kusbandhono
@ Pak Jufran: Pak, pernyataan 'sudah barang tentu mereka harus miskin' itu kurang. Seharusnya mjd 'sudah barang tentu mereka tidak harus miskin'. Betul pak?
September 2 at 2:55pm via Jufran Helmi
@ Erryk. Astaghfirullah. Salah tulis. Maksud saya, "sudah barang tentu mereka TIDAK harus miskin." Terimakasih
September 2 at 3:00pm · LikeUnlike ·
Facebook Mobile · LikeUnlike · - Jusuf Fateh
@ Pak Erryk : Mungkin yang dimaksud miskin di sini bukan dalam takaran harta. Karena orang kaya raya yang masih belum puas dengan apa yang ada padanya, yang senantiasa permintaan dalam doanya menyangkut hal harta, kesejahteraan, kemakmuran...See MoreSeptember 2 at 3:05pm · LikeUnlike · - Jufran Helmi
@Yusuf. Pengertian miskin dalam bahasa kita adalah kurang cukup hartanya. Buktinya mereka termasuk gololong yang berhak atas zakat. Kesan-kesan yang ada di masyakat orang-orang yang bertaqwa itu identik dengan miskin. Guru-guru sufi mesti muiskin, berpakaian compang camping, dll. Islam tidak mengajarkan kita menjadi miskin. Islam mengajarkan kita agar zuhud, dan zudhud itu sendiri tidak sama dengan miskin. Banyak yang miskin namun tidak zuhud, sementara yang kaya ada yang zuhud.
September 2 at 3:12pm · LikeUnlike · - Erryk Kusbandhono
@ Pak Jusuf: Makasih atas share-nya, pak. Salam kenal dari saya.
@ Pak Jufran: Saya setuju dg Pak Jufran bahwa Guru Tarikat (Mursyid) itu Zuhud bukan Miskin..^_^
September 2 at 3:56pm · LikeUnlike · - Jusuf Fateh
@Pak Erryk : Wa'alalikum salaam Pak :), saya juga muridnya Syeikh Jufran ini kok :)
September 2 at 3:58pm · LikeUnlike ·
No comments:
Post a Comment