Breaking

Friday, September 10, 2010

Pagi beriman, malam amnesia.


<em>"Pagi beriman, siang lupa lagi. Sore beriman, malam amnesia." </em>Demikianlah Gigi mengalunkan kalimat-kalimat itu setiap jam sahur sepanjang Ramadhan tahun ini mengiringi sinetron "<em>Para Pencari Tuhan</em>". Di akhir dan di awal "<em>para pencari Tuhan' </em>itu berakting, Gigi melukiskan sebuah komunitas di dunia ril tentang sekelompok orang memahami hakikat Tuhan dan mendefinisikan iman.
Kalimat itu sungguh menyayat hati dan menyingung perasaan.Tapi mau diapakan lagi, karena ia memang sebuah gambaran fenomena hidup kita sehari-hari. Bukan saja kehidupan sekelompok orang muda seumur Gigi, tapi bukan tak mungkin kalau itu kehidupan sebagian kita, sekelompok eksekutif, pejabat, wakil rakyat, pengusaha, atau bahkan ulama. Kalau kelompok itu ada, sungguh memilukan. Itu artinya kiamat memang sudah hampir tiba. Sore beriman, malam amnesia.
Amnesia adalah kondisi yang sangat mengerikan. Amnesia adalah gangguan ingatan. Seseorang yang amnesia adalah seseorang yang lupa dengan dirinya. Ia lupa siapa dia sesungguhnya. Ia lupa dengan kejadian masa lalunya dan sama sekali tidak bisa meraba masa depannya. Dia bisa gembira di tengah kesedihan. Atau, sebaliknya ia sedih ketika seharusnya ia gembira. Siapakah mereka? Anak saya kah? Anak Anda kah? Atau, kemenakan kita semua.
Yang jadi fenomena bukan amnesianya. Yang fenomena adalah bahwa di pagi hari ia masih terlihat beriman. Mungkin ia shalat subuh diiringi pula dengan do'a-do'a. Mungkin ia mengisi pagi dengan membaca Alquran sebelum bersiap-siap berangkat ke dunia kerja atu bisnis. Itu semua adalah tanda-tanda keimanan seseorang. Gigi mengatakan, "<em>Pagi beriman</em>." Pagi, iman masih menyelimuti dirinya.
Apa yang terjadi setelah siang? Ketika otaknya sudah mulai berpikir tentang kerja. Dia sudah berada di lingkungan kerjanya dalam dunia bisnis ataupun politik. Pikiran mulai mengarah pada target-target yang harus dicapai. Akalnya sedang diramu memprediksi omset yang harus terjadi hari ini. Di saat itu, iman buyar. Tatkala siang menjelang, ia lupa bahwa ia adalah orang beriman. Ia lupa bahwa subuh tadi dia adalah seorang hamba Tuhan yang berikrar akan sehidup semati dengan iman. Namun apa yang terjadi, dia tampil sendiri tanpa iman. Iman sudah ditinggalkannya di belakang atau sengaja dilupa-lupakannya. Ia tak mau terganggu oleh atribut-atribut keimanan, halal ataupun haram. Ia kini merasa sebagai makhluk yang merdeka dari Tuhan.
Coba bayangkan tatkala iman sudah tidak di hati seseorang. Halal-haram tak tampak lagi bedanya. Yang ada hanyalah target-target bisnis atau politik yang harus dicapai. Semuanya uang dan hanya uang.
Sepulang dari dunia kerja, sesampai di rumah. Semuanya berubah kembali seketika. Apa yang terjadi di luar tadi telah dilupakannya, seperti tak berkesan apa-apa lagi. Seperti apa ia melupakan imannya di waktu siang, begitu pula ia melupakan perilaku siangnya di sorenya. Iman kini datang kembali seperti tanpa malu. Tampillah ia dengan wajah berimannya. Shalat maghrib, berdo'a, berwirid, membaca Alquran. Imannya seolah bertengger begitu ketat seperti semula, hingga tak ingin berpisah dari dirinya.
Tapi, tak lama setelah itu, malam pun datang. Kini lebih mengerikan. Ia bukan saja lupa bahwa ia manusia beriman, tetapi bahkan ia lupa bahwa ia manusia. Kawannya malam itu, kalau bukan <em>putaw</em>, ya <em>kokain</em>, <em>heroin</em>, <em>ganja</em>, atau <em>shabu</em>. Dia bukan manusia lagi, tapi amnesia.
Saya tidak tahu siapa yang telah menginspirasi Gigi. Pagi ia beriman, siangnya ia lupa dengan imannya itu. Sore beriman, tapi malamnya ia sudah amnesia karena menelan narkoba. Tapi kalau fenomena ini ada, ini benar-benar tanda akhir zaman sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Baginda Rasulullah SAW, " <em>Akan datang suatu zaman ketika seseorang di pagi hari beriman, di sorenya kafir. Di sore hari beriman, di paginya kafir</em>. " Na'uzubillahi min zalik.
Wallahu a'lam
Bagaiamana pendapat Anda?

 
  • Sarah Mahmudatun Nabila, Mang Edhok

    Fragmen seperti banyak terjadi belakangan ini, seolah secara perlahan menguak jati diri yang sebenarnya manusia Indonesia. Ada sebagian orang yang menganalisa penyebabnya 1. Karena kita keturunan orang2 yang dijajah, diajari hidup secara fe...
    See MoreYesterday at 7:00am · LikeUnlike ·

    Marieska Verawaty, Adnin Fairuzy Putri and 3 others like this.

  • Wahyu Mappadeceng betulll..
    Yesterday at 7:03am via Faricha Hasan Astaghfirullah.
    Itulah, -mungkin-, mengapa kita perlu istiqomah.
    Yesterday at 8:00am via Agus Purwantoro Amin3x, met iedhul ditri mhn maaf lahir bathin, slm ntuk klg ...
    Yesterday at 8:03am via Erryk Kusbandhono Allahummakhtim lanaa bil iiman, allahummakhtim lanaa bis islaam, allahummakhtim lanaa bihusnil khootimah. Amin..
    Yesterday at 8:14am via Andi Budiman Trima kasih , insyaallah smg kita dpt menjauhi dari hal 2 yg amnesia .
    Yesterday at 9:04am via Ersis Warmansyah Abbas Dendanga bermakna Armand; inspirasi bagus menatap kenyataan
    Yesterday at 9:12am · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·

  • Jufran Helmi
    @Mang Edhok. Ulasan yangmnedalam. Jadi ltambah lengkap tulisan ini dengan ulasan itu.
    @Wahyu. siip
    @ Faricha. lebih perlu lagi beriman yang sebenar-benar iman.
    @ Pak Agus. Selamat idul fitri.
    @Erryk. amiin
    ...
    See MoreYesterday at 9:23am · LikeUnlike ·
  • Faricha Hasan Ya, Pak.. Sebenar-benar iman. ^^

    Tp kan kadar iman seseorang kadang tebal kadang tipis, jd . . . .
    Yesterday at 9:53am via Jufran Helmi
    @Faricha. Harus ada upaya memupuknya
    Yesterday at 9:55am · LikeUnlike ·

    Facebook Mobile · LikeUnlike ·




No comments:

Post a Comment