Suatu siang, anak-anak mengajak saya ke sebuah mall mentereng di Jakarta. "Mumpung libur, kita lihat-lihat buku atau jalan-jalan saja," kata mereka. Saya menurut.
Ketika mobil kami memasuki tempat parkir, seluruh petugas parkir berseragam rapi -- baju putih dan celana panjang hitam -- sibuk dengan perannya masing-masing. Laki-laki dan perempuan. Mereka sangat necis dengan seragam yang membalut tubuh mereka yang mayoritas rampaing itu. Dengan sopan dan cekatan, salah seorang mereka menuntun kami ke tempat parkir yang kosong. Kami merasa terlayani dengan baik.
Yang menarik saya, ketika petugas-petugas parkir itu membelakang, di bagian punggung baju mereka dekat pundak, ada sebuah tulisan dengan huruf kapital berwarna hitam:
NO TIPPING.
Tulisan itu menyolok mata. Tertulis dalam huruf kapital. Warnanya kontras dengan warna baju mereka yang putih. Tulisan itu sangat jelas terbaca dari kejauhan sekalipun.
Saya membayangkan, pasti gagah juga rasanya jika baju seragam aparatur negara, mulai dari presiden, menteri, dirjen, gubernur, kabag, kadin, pantia tender, ditulis "NO TIPPING" di punggungnya.
Slogan itu juga dapat dipasang di kantor-kantor, di rumah, atau di mobil-mobil dinas. Slogan sederhana yang memberi ingatan kepada siapapun.
Akan lebih bagus lagi, bila setiap mereka memulai pembicaraan apapun dengan tamu-tamunya, dengan senyum ia berkata, "No tipping, please!"
Saturday, August 16, 2014
No Tipping Please!
Recommended Articles
- Humaniora
Si NilaSept 30, 2015
Entah bagaimana, saya jadi ingat si Nila. Anda kenal si Nila? Pasti ingat. Gara-gara dia, susu sebelanga Anda menjadi sia-sia. Waspadalah! Kita &n...
- Humaniora
Islamic CenterSept 20, 2015
Ribuan kaum muslimin duduk khusuk mendengarkan paparan Syeikh Anis Thahir Jamal Al Indunisy, seorang ulama Saudi yang orangtuanya berasal dari I...
- Humaniora
Herman Sira ManukSept 20, 2015
Saya bertemu kawan lama, Herman Sira Manuk, di rumahnya di kawasan Gunung Ibul, Prabumulih --di rumahnya yang tergolong bukan rumah sederhana itu....
- Humaniora
Ismet HasanSept 20, 2015
Siang tadi, saya bertemu dan berbincang dengan sahabat lama, Ismet Hasan, seorang ulama dan pengusaha sukses di Prabumulih. Untung saya bekesempat...
Labels:
Humaniora
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment