Si ayah meletakkan buku dan menanggalkan kacamata. Mengapa anak dan istri tiba-tiba mengajukan dua persoalan yang sama sekali tidak penting? Bukankah ada persoalan besar yang lebih mendesak?
Ia menoleh kepada jam dinding yang tiba-tiba berdentang. Jarum jam menunjuk pukul 00.00. Tengah malam. Ia bangkit dari tempat duduk lalu berjalan ke kamar. Aku harus bicara pada mereka besok.
Friday, August 15, 2014
Pemarah Versus Pemberani 3
Recommended Articles
- Fiksi
Pemarah Versus Pemberani 3Aug 15, 2014
Si ayah meletakkan buku dan menanggalkan kacamata. Mengapa anak dan istri tiba-tiba mengajukan dua persoalan yang sama sekali tidak penting? Bukanka...
- Fiksi
Pemarah Versus Pemberani 2Aug 15, 2014
Si ibu, yang dari tadi menguping pembicaraan si anak dan si ayah, muncul tiba-tiba. Ia penasaran ingin bertanya pula walaupun sebenarnya ia tidak t...
- Fiksi
Pemarah Versus PemberaniAug 15, 2014
Seorang anak sudah berbaring dari tadi tapi masih gelisah. Di kepalanya bergayut sebuah pertanyaan yang membuatnya tidak bisa tidur. Ia bangun lalu...
- Fiksi
Ketika Eksistensi Jadi TaruhanNov 09, 2013
"Aku sama sekali tidak benci pada Micky. Aku hanya marah karena setiap ia menengok adik-adiknya, ia selalu meludahi mereka," bisik hati Kimmy ...
Labels:
Fiksi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment