Bertemu dan berbincang walaupun agak sebentar dengan seorang tokoh buku nasional, BambangTrim, tentu sangat menarik. Sesuai bidang beliau, topik yang paling enak diperbincangkan tentulah buku. Ingat Bambang ingat buku. Saya cukup terkesan dengan penampilan pemuda yang menamakan dirinya "tukang buku keliling" ini. Saya berjumpa beliau pertama kali kemaren, di kantor IKAPI Pusat Jakarta pada program Akademi Literasi dan Penerbitan (ALINEA) pada Kamis 20 Februari 2014. Sebagai seorang konsumen buku, pertemuan dengan tokoh buku tentu tidak bisa saya lewatkan begitu saja.
ALINEA adalah nama sebuah program yang digagas oleh Bambang Trim. Program yang diperuntukkan bagi penggemblengan calon-calon penulis, penyunting, dan perancang buku itu dimulai sejak tahun lalu. Sampai hari ini, program itu masih berlanjut.
Menurut Bambang Trim, ALINEA diperlukan untuk menyemarakkan dunia buku di negeri ini yang masih jauh tertinggal dari negara-negara maju. Bekerjasama dengan IKAPI sebagai penyelenggara dan dengan merangkul penulis-penulis senior seperti Akmal Nasery Basral sebagai pelatih, ALINEA memberikan bimbingan bagi siapapun yang berminat menjadi penulis, penyunting, dan atau perancang buku.
Saya sepakat dengan Bambang kalau karya tulis anak bangsa ini dalam bentuk buku masih sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Kalau kita hadir di berbagai ajang festival buku internasional, buku-buku Indonesia terlihat tidak ada apa-apanya.Yang dipamerkan paling satu dua buku bermutu, dan setiap tahun buku itu-itu saja yang dimunculkan. Tidak ada produk baru.
Wajarlah kalau orang-orang yang peduli dengan keadaan ini (sebutlah salah satunya Bambang Trim) merasa gusar. Dengan langkah cergas, yang bersangkutan kemudian menggagas ALINEA.
"Kalau dulu penulis hilir mudik mencari penerbit, sekarang justru penerbit yang memburu penulis," ujarnya. Artinya, kuantitas penulis Indonesia masih sangat kurang dibandingkan tingginya minat baca akhir-akhir ini. Artinya juga, melahirkan atau mengkompori kelahiran penulis-penulis baru merupakan suatu keniscayaan.
"Menulis adalah keterampilan yang diperlukan oleh profesi apapun, bahkan oleh siapapun," katanya lagi.
Menurut Bambang Trim, pelajaran menulis yang diprogramkan ALINEA bukan untuk mengiming-imingi orang menjadi Andrea Hirata atau Ahmad Fuady secara jalur pintas. Dengan pertemuan dua atau tiga hari seseorang tidak akan tiba-tiba menerbitkan sebuah novel.
Belajar menulis adalah belajar menuangkan pikiran sendiri agar dapat dikomunikasikan dengan orang lain secara tertulis. Ini langkah pertama. Jadikan menulis sebagai sarana untuk berimajinasi, menyusun pikiran, dan merekam pengalaman hidup. Ambil yang mudahnya dulu.
Langkah berikutnya, orang-orang yang berhasrat menjadi lebih professional tentu memerlukan adanya tindak lanjut mengasah kemahirannya melalui proses menulis yang tidak putus-putus. Kalau akhirnya, dengan proses menulis itu membuat sesorang tiba-tiba menjadi penulis hebat, itu adalah bonus.
Saya tahu kalau Bambang Trim memang layak dan sangat berkompetensi berkata demikian. Penulis produktif yang berkacamata tebal ini secara formal mendalami dunia buku melalui program D3 Editing di Universitas Pajajaran dan lulus 1994. Kemudian, keterampilannya pun diasah di dunia kerja yang seluruhnya merupakan dunia buku: penulisan dan penerbitan. Wajarlah kalau akhirnya sampai saat ini, tercatat 150 judul buku dalam berbagai bidang merupakan karya Bambang Trim yang sudah diterbitkan.
Asam garam penulisan buku telah dirambahnya, dari buku untuk anak, buku pelajaran, sampai buku-buku populer. Bukunya yang terbaru adalah tentang writerpreneurship yang akan segera terbit. Dalam buku terbarunya itu, ia tidak hanya akan mengungkapkan teknik penulisan dan penerbitan buku, tapi juga akan mengungkai dunia buku sebagai dunia bisnis. Identik sudah Bambang Trim dengan buku. Seperti kata iklan, "Ingat Bambang ingat buku."
Selamat sukses Bambang Trim
Menurut Bambang Trim, ALINEA diperlukan untuk menyemarakkan dunia buku di negeri ini yang masih jauh tertinggal dari negara-negara maju. Bekerjasama dengan IKAPI sebagai penyelenggara dan dengan merangkul penulis-penulis senior seperti Akmal Nasery Basral sebagai pelatih, ALINEA memberikan bimbingan bagi siapapun yang berminat menjadi penulis, penyunting, dan atau perancang buku.
Saya sepakat dengan Bambang kalau karya tulis anak bangsa ini dalam bentuk buku masih sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Kalau kita hadir di berbagai ajang festival buku internasional, buku-buku Indonesia terlihat tidak ada apa-apanya.Yang dipamerkan paling satu dua buku bermutu, dan setiap tahun buku itu-itu saja yang dimunculkan. Tidak ada produk baru.
Wajarlah kalau orang-orang yang peduli dengan keadaan ini (sebutlah salah satunya Bambang Trim) merasa gusar. Dengan langkah cergas, yang bersangkutan kemudian menggagas ALINEA.
"Kalau dulu penulis hilir mudik mencari penerbit, sekarang justru penerbit yang memburu penulis," ujarnya. Artinya, kuantitas penulis Indonesia masih sangat kurang dibandingkan tingginya minat baca akhir-akhir ini. Artinya juga, melahirkan atau mengkompori kelahiran penulis-penulis baru merupakan suatu keniscayaan.
"Menulis adalah keterampilan yang diperlukan oleh profesi apapun, bahkan oleh siapapun," katanya lagi.
Menurut Bambang Trim, pelajaran menulis yang diprogramkan ALINEA bukan untuk mengiming-imingi orang menjadi Andrea Hirata atau Ahmad Fuady secara jalur pintas. Dengan pertemuan dua atau tiga hari seseorang tidak akan tiba-tiba menerbitkan sebuah novel.
Belajar menulis adalah belajar menuangkan pikiran sendiri agar dapat dikomunikasikan dengan orang lain secara tertulis. Ini langkah pertama. Jadikan menulis sebagai sarana untuk berimajinasi, menyusun pikiran, dan merekam pengalaman hidup. Ambil yang mudahnya dulu.
Langkah berikutnya, orang-orang yang berhasrat menjadi lebih professional tentu memerlukan adanya tindak lanjut mengasah kemahirannya melalui proses menulis yang tidak putus-putus. Kalau akhirnya, dengan proses menulis itu membuat sesorang tiba-tiba menjadi penulis hebat, itu adalah bonus.
Saya tahu kalau Bambang Trim memang layak dan sangat berkompetensi berkata demikian. Penulis produktif yang berkacamata tebal ini secara formal mendalami dunia buku melalui program D3 Editing di Universitas Pajajaran dan lulus 1994. Kemudian, keterampilannya pun diasah di dunia kerja yang seluruhnya merupakan dunia buku: penulisan dan penerbitan. Wajarlah kalau akhirnya sampai saat ini, tercatat 150 judul buku dalam berbagai bidang merupakan karya Bambang Trim yang sudah diterbitkan.
Asam garam penulisan buku telah dirambahnya, dari buku untuk anak, buku pelajaran, sampai buku-buku populer. Bukunya yang terbaru adalah tentang writerpreneurship yang akan segera terbit. Dalam buku terbarunya itu, ia tidak hanya akan mengungkapkan teknik penulisan dan penerbitan buku, tapi juga akan mengungkai dunia buku sebagai dunia bisnis. Identik sudah Bambang Trim dengan buku. Seperti kata iklan, "Ingat Bambang ingat buku."
Selamat sukses Bambang Trim
No comments:
Post a Comment