Mungkin, karena saya sudah cukup lama tidak buka-buka AlQuran, kikuk juga rasanya untuk memulai kembali kerutinan membaca AlQuran. Lidah pun terbata-bata mengeja huruf demi huruf. Lho, kok jadi begini ya? Berkali-kali istri terpaksa menegur karena saya keliru melafazkan panjang-pendek kata-kata tertentu. Makhraj huruf banyak yang salah.
Astaghfirullah, ternyata Kitab Mulia ini telah terlalaikan selama ini. Saya terlalu banyak baca buku-buku lain. Mudah-mudahan ke depan, ini tidak terjadi lagi.
Astaghfirullah, ternyata Kitab Mulia ini telah terlalaikan selama ini. Saya terlalu banyak baca buku-buku lain. Mudah-mudahan ke depan, ini tidak terjadi lagi.
Saya , memang sudah targetkan untuk mengkhatamkan bacaan AlQuran ini dalam satu bulan puasa ini untuk menebus semua kelalaian itu. Kemarin sudah agak mencemaskan. Karena ada rapat, saya tidak sempat mengangsur membaca selepas shalat zuhur dan ashar. Akibatnya, malam-malam, bacaan jadi menumpuk. Tapi untunglah tumpukannya tidak terlalu banyak sehingga sejauh ini semuanya masih "on schedule".
Kalau sudah lama tidak membuka-buka AlQuran, resikonya, ya, memang begini. Lidah kelu dan susah dikendalikan. Bacaan AlQuran seperti asing kembali. Mata pun terasa tak awas lagi memisahkan mana yang berbunyi panjang, pendek atau tasydid. Jadi, tidak heran jika kita terlihat seperti orang yang baru belajar membaca AlQuran padahal dulu sering menjadi guru membaca AlQuran. Lebih-lebih lagi kalau diperhitungkan sampai dengan kehilangan hafalan ayat atau penguasaan makna kosa kata, pasti kita akan terlihat seperti orang yang baru masuk Islam saja, atau mungkin lebih parah.
Tapi Kawan, kita tidak boleh putus asa. Ramadhan datang sebagai hadiah bagi kita. Allah pun menyapa kita dan menyentil keimanan kita. Iman itu pun menegur, "Hei, buyung, AlQuran itu bukan untuk dipajang, tapi untuk dibaca. AlQuran itu bukan buku untuk pemenuh rak buku ataupun hiasan dinding." Yang tersentuh tentu akan berlarian mencari AlQuran yang mungkin kini sudah berdebu, terhimpit buku-buku lain. Yang tak menemukannya di rumah, mungkin akan berlarian ke toko buku membeli Alquran yang baru. Itu, masih lumayan dibandingkan dengan yang sama sekali tak peduli. Iya kan?
Ramadhan adalah bulan AlQuran. Allah mengatakan bahwa Alquran diturunkan di bulan Ramadhan. Bersibuk-sibuklah Rasulullah, sahabat, dan generasi awal sholihin dengan AlQuran di setiap Ramadhan. Ada yang memperbarui hafalan dan ada pula yang memperbaiki bacaan. Mereka salaing mendengarkan dang mengoreksi. Bahkan sebagian ummat Islam di masa lalu menghabiskan malam-malamnya dengan membaca dan mengkaji AlQuran. Berbeda jauh dengan kita sekarang yang menghabiskan malam dengan menonton sinetron. Kalau tradisi para "salafus shaleh" itu kita lestarikan besama seluruh isi keluarga, setidak-tidaknya kita punya benteng yang kuat untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah yang silih berganti terjadi di sekitar kita, yang keluar dari tuntunan AlQuran.
Bukankah Allah yang mengatakan bahwa AlQuran itu diturunkan sebagai "petunjuk" bagi manusia? AlQuran menjadi benteng karena ia menjadi pembeda mana yang benar dan mana yang salah.
Kalau saya coba kiaskan kata "petunjuk" yang dimaksudkan di atas dengan istilah "manual book" yang biasa digunakan pada mesin-mesin, sepertinya istilah manual book masih relevan sebagai padanan kata "petunjuk" itu.
Coba kita lihat. Pada manual book mesin atau perkakas apapun terdapat spesifikasi teknis mesin atau perkakas itu secara keseluruhan. Di dalamnya ada deskripsi peralatan. Di dalamnya ada spesifikasi. Yang terpenting, di dalam manual book itu terdapat petunjuk pengoperasian dan prosedur pemeliharaan dan perbaikannya. Semua petunjuk dan prosedur yang ada dalam manual book itu biasanya jelas, ringkas karena dibuat agar kita dapat mengoperasikan dan memelihara mesin dengan tepat dan mudah. Tujuan pemnulisan manual book adalah agar mesin kita dapat befungsi secara benar dan aman.
Coba bayangkan bagaimana kalau manual book itu tidak pernah dibaca operator mesin. Mesin itu dioperasikan dan dirawat semaunya, sementara manual book digantungkan dekat mesin itu. Besar kemungkinan, mesin itu tidak akan berfungsi semestinya, berumur pendek, dan bahkan dapat membahayakan si operator atau orang lain.
Allah mengatakan bahwa AlQuran adalah petunjuk manusia. Itu artinya AlQuran itu adalah manual book yang berisi spesifikasi kehidupan manusia. AlQuran berisi prosedur yang harus dipenuhi dalam menjalankan kehidupan manusia. Apa yang oleh manusia boleh dibuat dan apa yang tidak boleh dibuat, tercantum di dalam AlQuran. Bedanya dengan manual book buatan manusia yang biasanya menyertai mesin-mesin itu, AlQuran ditulis dengan bahasa kesusastraan yang indah yang menyentuh rasa. Petunjuk-petunjuk di dalam AlQuran tidak diuraikan dalam poin-poin yang kaku seperti pada manual-manual. Petunjuk-petunjuk dalam AlQuran sering diuraikan dalam bentuk narasi, kisah, dan majas-majas. Bahkan AlQuran memaparkan sejumlah argumentasi untuk menundukkan akal. Bahkan, petunjuk-petunjuk di dalam ALQuran sering diselingi dengan ancaman dan bujukan.
Yang menjadi masalah kita adalah bahwa kita mengakui semuanya itu. Namun kita merasa lebih tahu dari Tuhan yang menciptakan diri kita. Kita merasa tahu bagaimana bertindak dan bagaimana harus mengambil keputusan. AlQuran dianggap tak layak jadi rujukan. Akibatnya kita menjalankan kehidupan kita semau kita saja. Pokoknya kapan mau marah, ya marah saja. Kapan mau pergi, pergi saja. Kita tidak peduli bagaimana arahan yang tertulis dalam "the manual of our life" itu. Kalau pun masih tersisa rasa hormat kepada Kitab Suci itu, kita hanya menjadikannya bacaan tanpa pemahaman. AlQuran tidak mungkin dirujuk. Lho, isinya saja kita tidak paham. AlQuran hanya dijadikan wirid atau mantra-mantra, sementara hidup kita berjalan berdasarkan prosedur yang lain.
Wallahu A'lam
Bagaimana pendapat Anda?
- Nursatrio Kartanegara, Meiy Piliang bacaan yg menyegarkan...makasih mas, dpt ilmu disini.
August 12 at 3:36pm · Like ·
Nurhayati Fadjarudin, Marieska Verawaty and 4 others like this. - Erryk Kusbandhono Menurut saya, Al-Qur'an itu 'Super Manual Book' krn isinya mencakup semua yg ada di langit & di bumi, bahkan kehidupan stlh mati pun dijabarkan secara jelas..^_^
August 12 at 5:16pm via Endah Kurniadarmi Kini saatnya merujukkan segenap pemikiran dan tindakan pada Al Qur'an. Jika Ramadhan adalah kawah candradimuka, maka selayaknya setelah Ramadhan, kita dapat hidup lebih baik. Insya Allah. Allahumma Amiin.
August 12 at 6:38pm · Like ·
Facebook Mobile · Like · - Ersis Warmansyah Abbas Yaps, Al-Quran kitab paling sempurna yang pernah ada
August 12 at 11:07pm · Like · - Erry Damajanti Betul banget pak. Sudah bukan waktunya kita berleha leha, dan sudah waktunya untuk belajar memahami Al Qur`an dan menjadikannya panduan hidup kita
August 13 at 4:55am · Like · - Nurhayati Fadjarudin Baca surat cinta dariNya(Qur'an) membuat saya sering ingat bu Em ...saat2 diprabumulih ... dimana kita ngaji suka dibetulin beliau ... note-nya ditunggu lagi ya pak ?
August 13 at 6:00am · Like · - Arini Sustyawati Dewi memang benar sekali pak, memang manusia skrg banyak yang membaca alquran hanya membacanya saja tapi tidak terlalu mngerti pemahamannya. insya allah dibulan ramadhan ini yang mana telah disebutkan bulan alquran kita sebagai salah satu orang yang berfikir dapat segera belajar lebih dalam tentang isi pemahan dari alquran.Amin
August 13 at 8:34am · Like · - Jufran Helmi
@ All: Semoga kita semakin akrab dengan Kitab Allah itu.
August 17 at 9:02pm · Like ·
No comments:
Post a Comment